JUDUL
YANG PAS UNTUK PTK DI BAWAH INI :
MANFAAT VARIASI GAYA MENGAJAR DENGAN MENGGUNAKAN
METODE TO LEARN OF SIMULATION
PADA PEMBELAJARAN IPS
DI
KELAS X AP 2 SMKN Kadipaten Kabupaten Majalengka
Propinsi
Jawa Barat
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah PTK
Berdasarkan pengamatan dan penilaian secara langsung,
bahwa pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah SMK yang
bagi sebagian siswa terasa membosankan, kurang menarik dan cenderung monoton.
Pendidikan IPS merupakan mata pelajaran yang sangat tegas dan berupa
hapalan-hapalan serta ruang lingkup yang dipelajarannya adalah manusia sebagai
anggota masyarakat, gejala dan masalah sosial serta peristiwa tentang kehidupan
manusia di masyarakat. Oleh karena itu siswa dituntut untuk lebih memiliki
minat yang penuh dan sungguh - sungguh untuk mempelajarinya.
Dalam pelaksanaan evaluasi, pengajaran IPS bagi siswa
SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013 yang rajin dan berminat untuk
mempelajarinya, mereka akan lebih mudah dalam mengerjakan dan memecahkan soal
yang dihadapinya dan mereka akan menggemari pelajaran IPS karena IPS bukan
merupakan pelajaran eksak atau ilmu pasti yang memerlukan satu jawaban yang
pasti. (Sumaatmadja, N. Metodologi Pengajaran IPS halaman 19)
Kenyataan yang ada pada masa sekarang ini, ternyata
kemajuan tekhnologi melahirkan dua sisi yaitu sisi positif dan sisi negatif.
Dengan banyaknya media visual yang menayangkan berbagai macam sajian berupa
tontonan maupun permainan - permainan sehingga minat baca siswa menjadi
berkurang bahkan sangat kurang. Mereka lebih suka menghabiskan waktunya untuk
menonton televisi dan video game. Selain itu guru - guru masih belum dapat
memanfaatkan secara maksimal berbagai metode yang tepat untuk mendapatkan hasil
yang memuaskan sehingga dampaknya hasil pembelajaran Pendidikan IPS di sekolah Menengah Kejuruan sangat rendah. Rendahnya hasil belajar siswa
pada akhir-akhir ini bisa juga diakibatkan oleh kondisi dan perkembangan mental
murid, seperti yang dikemukakan oleh Sumaatmaja. N halaman 11.
"Kemampuan
mental anak didik sesuai dengan tingkat umur dan pengalamannya berkembang mulai
dari tingkat umur atau tingkat pendidikan yang rendah menuju kearah kematangan.
Oleh karena itu bobot luas pendalaman materi IPS yang diajarkan harus
disesuaikan dengan kemampuan murid."
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang. Dengan adanya pendidikan diharapkan
peserta didik akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang. (Arbi,
Z. S halaman 19)
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa; berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No 20 tahun 2003 tentang
SISDIKNAS).
Pendidikan Dasar bertujuan untuk memberikan kemampuan
dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannva sebagai pribadi,
anggota masyarakat, warga negara, dan sebagai umat manusia serta mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan yang berikutnya.
Pendidikan Menengah Kejuruan harus selalu menyelaraskan
dan mengantisipasi perubahan agar materi dan pengalaman belajar dalam proses
belajar mengajar -yang diberikan di Sekolah berguna untuk bekal
kehidupannya.Fungsi sekolah harus membantu mewujudkan kemandirian bagi peserta
didik dalam arti melek huruf, melek teknologi dan melek pikiran (Semiawan. C
1992: 12).
Dalam Garis - Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
IPS, bahwa tujuan umum mata pelajaran IPS pada jenjang pendidikan menengah
yaitu :
1.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMK bertujuan
agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna
bagi dirinya dalam kehidupan sehari hari.
2.
Pengajaran IPS yang bertujuan agar siswa mampu
mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa
lalu hingga masa kini sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia dan cinta tanah air.
Adapun sasaran pokok pembelajaran pendidikan 1PS di SMK adalah sebagai berikut :
1.
Mengenalkan kepada siswa tentang hubungan antara
manusia dengan lingkungan hidupnya
2.
Memberikan pengetahuan agar siswa memahami
peristiwa-peristiwa serta perubahan yang terjadi disekitarnya.
3.
Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengenal kebutuhan
- kebutuhannya serta menyadari bahwa manusia lain pun memiliki kebutuhan.
4.
Menghargai kebudayaan masyarakat sekitarnya, bangsa
juga budaya bangsa lain.
5.
Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi yang
bertalian dengan dirinya sendiri maupun dengan bangsa lain di dunia.
6.
Memahami bahwa antar manusia yang satu dengan lainnya
saling membutuhkan serta dapat menghormati harkat dan nilai manusia.
7.
Memahami dan bertanggung jawab dalam pemeliharaan
pemantapan dan pengelolaan sumber daya manusia dan sumber daya alam.
8.
Memupuk rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan dan
hasilnya serta menghargai setiap jenis pekerjaan maupun hasil pekerjaan yang
dilakukan orang lain.
9.
Memahami dan menghargai IPS bangsanya serta hak-haknya
sebagai manusia yang hidup di suatu negara yang merdeka. (Sumaatmadja, N
halaman 13)
Hasil observasi tentang proses pembelaiaran terdapat
beberapa persoalan yang berkembang terutama mengenai permasalahan yang dialami
guru dan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Permasalahan bagi guru
diantaranya kesulitan memilih metode yang tepat dan benar, kesulitan merubah
minat siswa terhadap pelajaran IPS dan pembelajaran IPS hasilnya masih
memperoleh rata - rata rendah. Adapun pemasalahan bagi siswa diantaranya adalah
siswa merasa tidak senang terhadap mata pelajaran IPS, siswa kesulitan dalam
menangkap pelajaran IPS dan siswa kurang
paham serta mendapat nilai yang kurang, dalam mata pelajaran IPS.
Untuk memecahkan persoalan di atas peneliti mencoba
menggunakan metoda To Learn of Simulation dalam
pembelajaran pendidikan IPS di kelas X
AP 2 SMKN Kadipten Kabupaten Majalengka
Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013. Dengan menggunakan metoda To Learn
of Simulation diharapkan dapat mendorong partisipasi peserta didik,
mempertinggi keterampilan - keterampilan, membuat keputusan, memanfaatkan
sumber-sumber yang berhubungan dengan keputusan - keputusan yang hendak dibuat,
membantu mengembangkan sikap siswa, mengembangkan persuasi dan komunikasi serta
memperkenalkan kepada siswa tentang peranan kepemimpinan.
B. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di
atas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan
metoda To Learn of Simulation pada pembelajaran pendidikan
IPS di kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat
Tahun Pelajaran 2012/2013, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1.
Bagaimana hasil belajar siswa kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten
Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013 sebelum guru
menggunakan metode To Learn of
Simulation ?
2.
Apakah penerapan metode To Learn
of Simulation dapat meningkatkan prestasi siswa kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten
Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013 dari prestasi sebelumnya?
3.
Apakah penerapan metode To Learn
of Simulation dapat menyebabkan siswa-siswa lebih senang dalam belajar
IPS ?
4.
Bagaimana kelebihan dan kekurangan metode To
Learn of Simulation dalam pembelajaran
IPS di kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat
Tahun Pelajaran 2012/2013 ?
C.
Definisi Operasional
Untuk mempermudah memahami pengertian serta
menghindari penafsiran yang berbeda terhadap penelitian ini, maka dibawah ini
ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.
1.
Penerapan Metode To
Learn of Simulation
Metode merupakan suatu tata cara untuk melakukan
kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, maka dengan demikian metode
pembelajaran adalah suatu tata cara yang berhubungan erat dengan pelaksanaan
proses pembelajaran. Penerapan metode To
Learn of Simulation diharapkan
membawa pengaruh langsung terhadap pencapaian hasil belajar maupun proses
pembelajaran baik berupa perubahan pengetahuan, perilaku maupun keterampilan.
Kualitas belajar peserta didik dapat dicapai dengan menggunakan metode
pembelajaran yang efektif.
Metode To
Learn of Simulation merupakan
metode pembelajaran yang mendukung keberhasilan belajar peserta didik disamping
faktor-faktor yang lainnya seperti bahan pelajaran, perlengkapan pelajaran,
kondisi belajar dan lain sebagainya. Selain itu penerapan metode To Learn
of Simulation diharapkan dapat menciptakan peserta didik belajar dengan
baik dalam suasana yang wajar tanpa tekanan, dalam keadaan yang lebih
termotivasi untuk belajar, serta menciptakan peserta didik untuk berpikir
kritis dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.
2.
Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan suatu upaya
mengembangkan potensi anak-anak baik yang baru lahir maupun yang sudah
menginjak dewasa sehingga menciptakan pengalaman - pengalaman baru dalam
kehidupannya melalui proses pembelajaran baik yang di tata secara sistematis
maupun tidak terstruktur. Yang di tata secara sistematis berjalan melalui jalur
pendidikan formal di sekolah. Sedangkan yang tidak terstruktur berjalan melalui
pendidikan di jalur luar sekolah yaitu keluarga dan masyarakat. (Drs. A.
Tabrani Rusyan, 1996)
Proses pembelajaran harus menciptakan suasana yang
dapat membina serta mengembangkan kreativitas, karena dengan mengembangkan
kreativitas berarti menimbulkan perasaan dihargai serta mendorong keberanian
dan menciptakan gagasan kreatif bagi peserta didik. Guru sebagai pembina dalam
proses pembelajaran berupaya merangsang peserta didik untuk menyelidiki,
peneliti, bertanya dan mencoba. Yang berfungsi sebagai narasumber dalam upaya
menciptakan manusia yang berkualitas melalui proses pembelajaran.
Ilmu Pengetahuan Sosial bukan ilmu sosial. Pengajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS tidak hanya terbatas di perguruan tinggi,
melainkan diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pengajaran IPS yang telah
dilaksanakan sampai saat ini, baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan
tinggi, tidak menekankan kepada aspek teoritis keilmuannya, melainkan lebih
ditekankan kepada segi taktis mempelajari, menelaah, mengkaji gejala dan
masalah sosial, yang tentu saja bobotnya sesuai dengan jenjang pendidikan
masing - masing. (Drs. Nursid Sumaatmadja, 1980)
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu program
pendidikan yang mengintegrasikan konsep konsep terpilih dari ilmu sosial dan Humaniora
untuk tujuan pembinaan warga negara yang baik. Melalui mata pelajaran 1PS di
Sekolah Kejuruan para siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan
tentang konsep konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan
kesadaran terhadap masalah sosial tersebut. Melalui mata pelajaran IPS
diharapkan para siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan
bertanggung jawab. (Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 1988/1999).
Proses pembelajaran IPS, salah satu upaya untuk
membimbing peserta didik memahami situasi permasalahan- permasalahan yang
dihadapi. Proses pembelajaran yang diharapkan adalah proses pembelajaran yang
mampu mendorong peserta didik untuk mengenali diri, mengembangkan potensi yang
ada serta berusaha untuk rasa ingin tahu tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pembelajaran IPS.
Proses pembelajaran IPS dilaksanakan dengan metode To Learn
of Simulation, dengan teknik To
Learn of Simulation game atau
permainan To Learn of Simulation yang mempergunakan alat alat To Learn
of Simulation berupa beberan To
Learn of Simulation, alat penentu
langkah atau dadu, kartu pesan serta alat peraga yang sesuai dengan pokok
bahasan. Jadi penerapan metode To
Learn of Simulation tersebut
untuk menunjang perbaikan proses pembelajaran pada pendidikan IPS di kelas X AP
2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran
2012/2013 dalam rangka menuju ke arah proses pembelajaran yang lebih baik.
D.
Tujuan Penelitian Tindakan
Ada 2 tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
yakni terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
a.
Tujuan umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperbaiki proses pembelajaran pada pendidikan IPS di kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten
Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan menggunakan
metode To Learn of Simulation dengan tujuan menghilangkan
kejenuhan, menciptakan kegembiraan, menumbuhkan motivasi, meningkatkan hasil
dan proses pembelajaran serta berpikir kritis bagi peserta didik.
b.
Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum
menggunakan metode To Learn of Simulation di kelas X AP 2 SMKN I Kadipten
Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.
b.
Uniuk mendeskripsikan adakah peningkatan prestasi
belajar siswa setelah menggunakan metode To
Learn of Simulation di kelas X
AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran
2012/2013.
c.
Untuk mendeskripsikan adakah minat siswa dalam
pembelajaran IPS dengan menggunakan metode To
Learn of Simulation di kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten
Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.
d.
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran IPS
dengan penerapan metode simulasi di kelas
X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran
2012/2013.
E.
Signifikansi dan Manfaat Penelitian Tindakan
Penelitian ini adalah suatu penelitian tindakan kelas
yang menyajikan suatu proses pembelajaran dengan penerapan metode To Learn
of Simulation secara cermat dan seksama sehingga akan diperoleh manfaat
- manfaat sebagai berikut :
- Siswa lebih memahami proses pembelajaran IPS melalui metode To Learn of Simulation.
2.
Guru lebih memahami tentang penggunaan metode To Learn
of Simulation.
3.
Metode To
Learn of Simulation dapat
diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan.
BAB
II
KERANGKA
TEORITIS
A.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
1.
Pengertian Mata Pelajaran IPS
Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran
yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan IPS. IPS yang diajarkan di
Sekolah Menengah Kejuruan terdiri atas
dua bahan kajian pokok yaitu pengetahuan sosial dan IPS. Bahan kajian pengetahuan
sosial mencakup lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi dan pemerintahan. Bahan
kajian IPS meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga
masa kini (Metodik Khusus Pengajaran IPS di SMK. Depdiknas : 2003 halaman 1).
2.
Fungsi Mata Pelajaran IPS
Pengajaran pengetahuan sosial di SMK berfungsi
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial
yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari - hari, sedangkan pengajaran IPS
berfungsi menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan
masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini (Metodik Khusus
Pengajaran IPS di Sekolah Menengah Kejuruan. Depdiknas : 1995/1996 halaman 1).
3.
Tujuan Mata Pelajaran IPS
Tujuan umum mata pelajaran IPS di SMK, agar siswa
mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi
dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran IPS bertujuan agar siswa mampu
mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa
lalu hingga masa kini sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
dan cinta tanah air. (Metodik Khusus Pengajaran IPS di Sekolah Menengah Kejuruan. Depdiknas : 1995/19 halaman
2).
Tujuan khusus mata pelajaran IPS di SMK antara lain
mengenalkan kepada siswa tentang hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya, memahami
peristiwa-peristiwa serta perubahan - perubahan yang terjadi di sckitarnya,
menghargai budaya masyarakat, bangsa dan budaya lain, menghormati harkat dan
nilai manusia, memupuk rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan sendiri dan orang
lain, memahami dan menghargai IPS bangsanya (Metodik Khusus Pengajaran IPS di Sekolah Menengah Kejuruan. Depdiknas : 2007 ; halaman 2).
4.
Prinsip - prinsip Pengajaran IPS
Dalam mengajarkan bahan ajar pada IPS hendaknya
dimulai dari lingkungan yang terdekat yang sederhana sampai kepada bahan yang
lebih luas dan kompleks. Pengalaman pengalaman atau pengetahuan pendahuluan
yang diperoleh dilingkungan sebelum masuk sekolah Kejuruan sangat berpengaruh
dalam menerima maupun mempelajari konsep dasar, sehingga tugas guru dalam hal
ini adalah memotivasi agar pengalaman siswa tersebut dijadikan dasar dalam
mempelajari IPS.
Dalam belajar IPS pengalaman langsung melalui
pengamatan, observasi maupun mencoba sesuatu atau dramatisasi akan membantu
siswa lebih memahami pengertian atau ide-ide dasar dalam pelajaran IPS sehingga
ingatan siswa terhadap konsep-konsep yang dipelajari akan lebih mendalam.
Agar pengajaran IPS tetap menarik dapat digunakan
bermacam metode, perlu adanya variasi penyajian bahan seperti nyanyian,
deklamasi, bermain peran dan sosio drama. Dalam pengajaran IPS, ada bagian yang
perlu dihapalkan. Latihan dan pengalaman langsung juga perlu dilaksanakan
melalui suatu kegiatan pemecahan masalah sehingga pengertian dan pemahaman
siswa terhadap suatu konsep dapat ditetapkan. metodik Khusus Pengajaran IPS di SMK.
Depdiknas : 1995/19 halaman 2)
5.
Teknik, srategi dan metode mengajar IPS
Di bawah ini akan diuraikan tentang teknik, strategi
dan metode mengajar IPS. Pembahasan ini point -pointnya adalah sebagai berikut
:
a.
Membina konsep dan mengembangkan generalisasi
pada IPS
Yang dimaksud dengan konsep pada IPS yaitu kata atau
ungkapan yang memiliki ciri yang menonjol dan tidak dapat dipisahkan dari
kontek IPS. Generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep. Untuk mampu
mengembangkan generalisasi guru IPS maupun anak didiknya harus memiliki untuk
berpikir logis. Hal ini semua menuntut keterampilan fisik-biologis maupun
keterampilan mental psikologis
b.
Mengajarkan ketrampilan pada pengajaran IPS.
Seperti telah dibahas di atas, untuk membina konsep dan
mengembangkan generalisasi menurut suatu keterampilan. Keterampilan itu antara
lain meliputi berbahasa, keterampilan menggunakan pembendaharaan kata - kata
yang berhubungan dengan konsep IPS, keterampilan membaca keterampilan
menggunakan peta dan globe, ketrampilan alat - alat pelajaran dan lain
sebagainya. Bagi anak keterampilan tadi menjadi alat untuk mampu belajar lebih
lanjut dan dapat memantapkan kemampuan anak didik dalam berbagai kecakapannya.
c.
Mengajarkan nilai dan sikap pada pengajaran IPS.
Suatu sistem nilai budaya
terdiri dari konsepsi - konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar
dari warga masyarakat, mengenai hal - hal yang harus mereka anggap amat
bernilai dalam hidup, karena itu, suatu sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman
tertinggi bagi kelakuan manusia. Sistem - sistem tata kelakuan manusia lain
yang tingkatnya lebih konkret, seperti aturan - aturan khusus, hukum dan norma
- norma semuanya juga berpedoman kepada sistem budaya itu.
Jadi nilai secara umum merupakan ukuran atau konsepsi
tentang baik buruk, tentang tata laku yang telah mendalam dalam kehidupan
masyarakat. Menurut Koencaraningrat menjelaskan sebagai berikut :
Suatu sikap adalah suatu disposisi atau keadaan mental didalam jiwa
dan diri seseorang individu untuk bereaksi terhadap lingkungannya, baik
lingkungan manusia maupun lingkungan fisiknya. Walau berada di dalam diri
seorang individu, sikap itu biasanya juga dipengaruhi oleh nilai budaya dan
bersumber pada sistem nilai budaya.
Mengajarkan nilai dan sikap mental pada pengajaran
IPS dilakukan melalui tanya jawab, diskusi, tugas, dan proses belajar mengajar
pada umumnya. Untuk membina nilai dan sikap mental, harus dijiwai oleh nilai
nilai yang luhur dan latihan mengungkapkan sikap mental secara baik, terarah,
terpuji, ditanamkan secara berkesinambungan, sehingga sikap mental siswa
menjadi benar benar memancarkan kebenaran, kelurusan dan tanggung jawab.
d.
Mengembangkan inkuiri dan berpikir.
Peserta didik harus dilatih dan dikembangkan daya
pikir dan ketajaman berpikirnya melalui pengajaran IPS dengan tujuan supaya
mereka mampu berpikir kritis, mampu melakukan pemecahan masalah masalah
kehidupan berdasarkan kekuatannya sendiri.
Melalui teknik dan strategi inkuiri yang terpadu ini
anak didik pada pengajaran IPS dapat diharapkan menjadi mampu:
1.
Mengidentifikasikan masalah dan pertanyaan tentang
hal-hal yang sedang dibahas atau dipelajari.
2.
Membuat referensi dan menarik suatu kesimpulan dari
data yang diperoleh.
3.
Melakukan perbaikan - perbaikan.
4.
Pengembangan hipotesa atas persoalan yang sedang
dibahas atau dipelajari.
5.
Menggali bukti - bukti untuk menguji hipotesa.
6.
Merencanakan bagaimana melakukan penelaahan suatu
persoalan atau masalah.
7.
Mengumpulkan data dari berbagai sumber.
8.
Meramalkan bagaimana perkiraan hasil studi yang
bersangkutan.
9.
Menentukan bukti - bukti yang diperlukan untuk
melakukan studi suatu masalah.
10.
Menentukan informasi - informasi yang relevan dengan
masalah yang sedang dibahas.
e.
Prosedur Bertanya efektif pada pembelajaran IPS.
Tujuan mengajukan pertanyaan dalam rangka pengajaran
IPS ini yang pertama adalah untuk menguji apakah tujuan instruksional yang kita
susun berdasarkan pokok bahasan yang menjadi materi pelajaran IPS telah
tercapai atau belum. Bagi guru IPS, teknik dan strategi bertanya efektif itu
harus berlandaskan tujuan, penekanan, dan bobot penyebarannya. Aspek pertanyaan
harus dilandaskan kepada tujuan mengungkapkan ingatan, pengertian, analisa,
penerapan, sintesa, interpretasi, peramalan, evaluasi, penarikan kesimpulan,
membimbing belajar secara bebas, pengungkapan sebab akibat menyusun suatu
resume dan lain - lain. Metode pengajaran IPS adalah cara yang didalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu makin
efektif pula pencapaian tujuan.
Jadi dalam memberikan pengajaran IPS guru harus
memperhatikan teknik strategi dan metode mengajar IPS, agar proses pembelajaran
IPS dapat dipahami dan dimengerti oleh peserta didik.
2.
Kesulitan - kesulitan dalam belajar IPS
Kesulitan belajar IPS yang dialami oleh siswa karena
pengajaran IPS merupakan pengajaran yang bukan hanya untuk diingat semata -
mata, melainkan lebih jauh dari itu, karena menyangkut pembahasan masalah
kehidupan, juga menjadi bahan yang dapat mempertajam penalaran anak didik.
Selain itu karena masalah-masalah yang menjadi materi
IPS menuntut penghayatan dengan menggunakan perasaan, emosi, kesadaran,
kepekaan penghayatan terhadap masalah sosial yang terjadi di sekitarnya, maka
siswa dituntut untuk cakap dan terampil dalam memecahkan permasalahan tersebut.
Penanaman nilai, pembinaan sikap dan latihan
keterampilan, anak didik pada pengajaran IPS dapat diharapkan mampu :
a.
Mengidentifikasikan masalah dan pertanyaan tentang
hal-hal yang sedang dibahas atau yang sedang dipelajari.
b.
Membuat referensi dan menarik suatu kesimpulan dari
data yang diperoleh.
c.
Melakukan perbandingan - perbandingan.
d.
Dapat mengembangkan suatu persoalan yang sedang dibahas
atau dipelajari.
e.
Menggali bukti-bukti untuk menguji hipotesa.
f.
Merencanakan bagaimana melakukan penelaahan suatu
persoalan atau masalah.
g.
Mengumpulkan data dari berbagai sumber.
h.
Meramalkan bagaimana perkiraan hasil studi yang
bersangkutan.
i.
Menentukan bukti hukum yang diperlukan untuk melakukan
studi suatu masalah.
j.
Menentukan informasi - informasi yang relevan dengan
masalah yang sedang dibahas.
B. Metode To
Learn of Simulation
1.
Pengertian
Kata To
Learn of Simulation berasal dari
kata simulate yang artinya pura pura atau berbuat seolah - olah, atau perbuatan
yang pura pura saja. To Learn of Simulation dapat digunakan untuk melakukan
proses-proses tingkah laku secara imitasi. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan Paul Tselker dalam Strategi Belajar Mengajar halaman 78 Simulation
is defined abstaining the essence of something but without all aspect of
reality. (To Learn of Simulation adalah mendefenisikan nilai
sesuatu tapi tanpa aspek sesungguhnya dalam artian hanya berpura - pura saja.
Dalam To
Learn of Simulation para siswa
dapat :
1.
Mencoba menempatkan diri atau berperan sebagai tokoh
atau pribadi tertentu, misalnya, sebagai pahlawan, petani, dokter, atau guru.
Siswa dilatih menghargai jasa dan peranan orang lain.
2.
Berperan sebagai benda - benda, misalnya berpura - pura
sebagai gunung, pohon, angin atau awan.
Dawson (1962) dalam Strategi Belajar Mengajar halaman
78 mengemukakan bahwa : "To
Learn of Simulation merupakan
suatu istilah umum yang berhubungan dengan menyusun dan mengoperasikan sualu
model yang mereplikasi proses - proses prilaku. " (dalam Hyman,
1970 - 233). Cardille mengemukakan penemuan beberapa guru yaitu To Learn
of Simulation dan permainan merupakan metode mengajar yang tinggi
efektifitasnya dalam menyederhanakan situasi kehidupan dan menyajikan
pengalaman - pengalaman yang menuntun kearah diskusi. Berdasarkan pendapat
Dawson, Clark C. Abt dan pernyataan Cardille, dapat ditandai bahwa To Learn
of Simulation berkenaan dengan perilaku berpura-pura dan situasi tiruan.
(Strategi Belajar Mengajar halaman 78)
2.
Model atau bentuk- bentuk To Learn
of Simulation
Menurut Gilstrap dalam upaya optimalisasi kegiatan
belajar mengajar dikemukakan beberapa bentuk To
Learn of Simulation antara lain :
1.
Peer teaching
Latihan atau praktik mengajar, yang menjadi murid
adalah temannya sendiri. Tujuannya untuk memperoleh keterampilan dalam
mengajar.
2.
Sosiodrama
Sosiodrama adalah sandiwara atau dramatisasi tanpa
skrip (bahan tertulis), tanpa latihan terlebih dahulu dan tanpa menyuruh anak
menghapal sesuatu. Pokok atau masalah yang didramatisasikan atau diperankan
ialah yang berhubungan dengan situasi sosial yang bertalian dengan hubungan
antar manusia. Sosiodrama ini sering kita dapati pada anak - anak kecil
misalnya mereka memerankan sebagai ayah dan ibu dengan bonekanya. Tujuannya
adalah agar anak dapat menghayati perasaan orang lain dan dapat memecahkan
masalah - masalah sosial.
3.
Psikodrama
Permainan peranan yang dilakukan, dimaksudkan agar individu
yang bersangkutan memperoleh insight atau pemahaman yang lebih baik tentang
dirinya dan dapat menemukan self concept. Psikodrama digunakan untuk maksud
terapi. Masalah yang diperankan adalah perihal emosional yang lebih mendalam
yang dialami seseorang. Misalnya memerankan orang yang sedang sedih atau
gembira.
4.
To Learn of Simulation game
To Learn of Simulation game adalah permainan bersaing
untuk mencapai tujuan tertentu dengan menanti peraturan - peraturan yang
ditetapkan contohnya bermain monopoli, catur, sepakbola, dan sebagainya.
5.
Role playing
Role playing adalah permainan peranan yang dilakukan
untuk mengkreasi kembali peristiwa - peristiwa masa lampau, mengkreasi
kemungkinan - kemungkinan masa depan dan mengekspos kejadian - kejadian masa
kini. Permainan ini lebih cocok untuk pelajaran IPS.
3.
Langkah - langkah To Learn
of Simulation
Langkah - langkah yang dapat dilakukan melaksanakan
metode To Learn of Simulation ini antara lain :
1.
Tahap orientasi yaitu menentukan tema.
Pada langkah Kejuruan ini guru menjelaskan tema yang
akan digarap, konsep yang akan ditanamkan dalam To Learn
of Simulation yang aktual, menjelaskan To Learn
of Simulation, bila siswa baru Kejuruan kali berhadapan dengan permainan
tersebut dan memberikan uraian singkat tentang permainan itu sendiri.
2.
Merumuskan nilai - nilai yang akan didiskusikan.
Penentuan nilai - nilai yang akan didiskusikan dapat
dibicarakan dengan para siswa dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.
Guru menjelaskan nilai - nilai yang akan digunakan dalam To Learn
of Simulation yang akan dilakukan.
3.
Menyiapkan alat peraga (perlengkapan) To Learn
of Simulation berupa :
- Beberan (caption).
- Alat penentu langkah (misalnya dadu).
- Gaco.
- Kartu pesan.
4.
Merumuskan tata tertib.
Guru menetapkan skenario dan memberikan penjelasan
tentang aturan permainannya. Seperti : aturan dan cara bermain, pemberian
nilai, tipe - tipe keputusan yang harus dilakukan serta tujuan permainan itu
sendiri. Guru mengorganisir siswa ke dalam berbagai variasi aturan dan
mempersingkat pelaksanaan untuk meyakinkan siswa dalam memahami setiap arah dan
mempergunakan aturan - aturan yang ada.
5.
Menentukan pemegang peran.
Guru memilih pemegang peran atau para pemain yang
sesuai dengan karakter yang akan ditampilkan dalam permainan To Learn
of Simulation yang akan dilakukan, serta membantu para pemegang peran
atau para pemain untuk mempersiapkan diri. Peran - peran tersebut antara lain
misalkan siswa berperan sebagai :
- Fasilitator.
- Penulis.
- Pemain.
- Penonton (peserta) dan lain - lain.
6.
Permainan To
Learn of Simulation.
Di sini permainan dan pengadministrasian To Learn
of Simulation mulai berjalan. Permainan dapat dihentikan sementara untuk
memberikan kemungkinan bagi siswa menerima umpan balik, mengevaluasi penampilan
dan ketetapan yang telah dilakukan dan memperjelas beberapa penyimpangan dari
konsep sebenarnya.
Selama To
Learn of Simulation guru
mensupervisi kegiatan untuk menjamin bahwa peran dan tanggung jawab pemeran
terlaksana sesuai dengan peraturan atau petunjuk To Learn
of Simulation. Memberikan motivasi umtuk memperbaiki kegiatan, sementara
kegiatan berjalan.
7.
Tanya jawab.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, guru dapat
membantu siswa dalam memusatkan perhatiannya pada :
- Kejadian, persepsi dan reaksi siswa.
- Menganalisis proses yang telah dilakukan.
- Membandingkan peristiwa dalam To Learn of Simulation dengan dunia nyata.
- Menghubungkan kegiatan dengan isi pelajaran.
- Menilai serta merencanakan kembali To Learn of Simulation.
8.
Mengadakan evaluasi kegiatan dan tindak lanjut.
Dalam langkah ini mencakup kegiatan :
- Penyampaian kritik dan saran dan pengamat tentang To Learn of Simulation yang dilaksanakan.
- Pengungkapan pendapat - pendapat dan saran perorangan.
- Penyampaian kesimpulan - kesimpulan dan saran dari guru.
4.
Tujuan metode To
Learn of Simulation
Secara umum tujuan pemakaian metode To
Learn of Simulation adalah
sebagai berikut :
a.
Mendorong partisipasi.
b.
Mempertinggi keterampilan - keterampilan membuat
keputusan.
b.
Memanfaatkan sumber - sumber yang berhubungan dengan
keputusan - keputusan yang hendak dibuat
c.
Membantu mengembangkan sikap siswa.
d.
Mengembangkan persuasi dan komunikasi.
e.
Memperkenalkan kepada para siswa tentang peranan
kepemimpinan. (Cardille dalam Canei,1986 : 45)
Davies (1987 : 241) mengemukakan bahwa To Learn
of Simulation dapat ditujukan untuk mengetahui keterampilan kognitif
yang diperoleh melalui metode lain dan untuk mengubah sikap. Dengan metode To Learn
of Simulation sebuah masalah dipecahkan bukan dengan membahas masalah
ini, melainkan dengan memilih situasi
dimana masalah itu terjadi.
Dari Cardille dan Davies, dapat kiranya dikemukakan
tujuan pemakaian metode To Learn of Simulation dalam kegiatan belajar adalah :
1.
Mengembangkan sikap dan keterampilan tertentu, baik
yang bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari - hari.
2.
Melatih para siswa memecahkan masalah dengan
memanfaatkan sumber - sumber yang dapat digunakan memecahkan masalah.
3.
Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang
telah dipelajari.
5.
Kelebihan metode To Learn
of Simulation
Metode To Learn of Simulation mmempunyai kelebihan yaitu :
a.
Kegiatan To
Learn of Simulation menciptakan
kegembiraan pada diri siswa sehingga para siswa terdorong untuk berpartisipasi.
b.
Metode ini mendorong guru untuk mengembangkan kegiatan
- kegiatan To Learn of Simulation atau tanpa bantuan para siswa.
c.
Metode lama memberikan kemungkinan melakukan eksperimen
yang tidak mungkin dilakukan pada lingkungan yang sebenarnya.
d.
Mengurangi keabstrakan dari hal - hal yang dipelajari,
sebab walaupun yang dipelajari bersifat abstrak tetapi dipelajari melalui
kegiatan yang ada.
e.
Metode ini tidak memerlukan keterampilan komunikasi
yang pelik dalam banyak hal, para siswa hanya memerlukan pengarahan atau
petunjuk yang sederhana.
f.
Metode ini memerlukan jenis interaksi antarsiswa yang
memungkinkan timbulnya keutuhan yang sehat (kondusif) antar para siswa.
g.
Metode ini seringkali memperoleh respon positif dari
siswa yang lamban, kurang cakap atau kurang motivasinya.
h.
Beberapa kegiatan To
Learn of Simulation meningkatkan
dan memberikan pemikiran kritis pada diri siswa karena mereka terlibat langsung
dalam menganalisa langkah - langkah yang mungkin dan kemungkinan konsekuensi
dari langkah itu.
i.
Metode ini memungkinkan guru bekerja dengan tingkat
kemampuan siswa yang berbeda - beda pada waktu yang sama.
(Gilstrap, 1975 : 89)
Selain memiliki keunggulan - keunggulan, metode To Learn
of Simulation juga memiliki kekurangan - kekurangan yang mencakup :
a.
Keefektifannya dalam memperbaiki kegiatan belajar belum
dapat dilaporkan dalam penelitian - penelitian mutakhir.
b.
Metode ini menjadi mahal semenjak banyaknya permainan To Learn
of Simulation yang komersil. Pembiayaan yang mahal menyebabkan para
penentang mempertanyakan banyaknya To
Learn of Simulation yang hanya
diperuntukkan memperbaiki motivasi belaka.
c.
Metode ini memerlukan pengelompokan yang luwes, begitu
juga diharapkan keluwesan penggunaan ruang kelas dan gedung yang seringkali
tidak memungkinkan.
d.
Metode ini banyak menuntut imajinasi dari guru dan
siswa yang terlibat.
e.
Seringkali mendapat kecaman dari para orang tua, karena
kegiatannya melibatkan unsur permainan di dalamnya.
(Gilstrap, 1975 :89)
Adanya keunggulan - keunggulan dan kekurangan -
kekurangan metode To Learn of Simulation merupakan bekal pertimbangan
dalam pemakaian metode To Learn of Simulation. Dengan adanya kekurangan -
kekurangan yang dimiliki oleh metode To
Learn of Simulation, bukan
berarti metode To Learn of Simulation dapat ditinggalkan begitu
saja.Metode To Learn of Simulation dalam hal - hal tertentu akan
sangat membantu terciptanya situasi yang menyenangkan dalam interaksi belajar
mengajar di kelas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan menggunakan model Kemmis dan MC. Taggart (1988). Yang mana Kemmis
mengembangkan modelnya berdasarkan sistem spiral refleksi diri yang dimulai
dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan
dasar untuk suatu ancang - ancang pemecahan masalah (Kasihani Kasbalah E.
S; 2000: 13).
Selain itu penelitian tindakan kelas ini merupakan
penelitian kualitatif yang dilakukan untuk mencari makna yang melatarbelakangi
pembelajaran proses yang dilakukan guru dan siswa sehingga akan dicapai tingkat
pemahaman masalah yang ada, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan IPS.
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang
praktis untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan
dengan melaksanakan tindakan untuk mencari solusi atas permasalahan yang
diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas. Untuk lebih jelasnya di
bawah ini adalah definisi yang dikemukakan oleh Kemmis dan Carr Ebbut, Taggart
dan Kent Lewin (Kasbalah, 2000; 14 - 15)
yang menyatakan sebagai berikut :
Kemmis dan
Carr (1986) mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu bentuk
penelitian yang bersifat refleksi yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat
sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya memahami pekerjaan ini
serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.
Ebbut (1985) penelitian tindakan merupakan studi yang
sistematis yang dilakukan dalam upaya mernperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan
dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.
Kemmis dan Taggart (1982) berpendapat, penelitian
tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat
aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dalam bentuk spiral.
Sedangkan Kurt Lewin (1992 : 147) mengemukakan bahwa penelitian tindakan adalah
penelitian yang merupakan suatu rangkaian langkah - langkah (a spiral of stef).
Setiap langkah terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan observasi
dan refleksi.
Penelitian Kurt Lewin dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 3.1
Tahapan Penelitian Tindakan (Kurt Lewin, 1992 : 147)
Dari beberapa definisi penelitian tindakan kelas yang
dikemukakan oleh para pakar diatas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pengajaran yang
dilaksanakan dalam ruang lingkup kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Secara sederhana penelitian tindakan merupakan learning
by doing, dimana sekelompok orang mengidentifikasi masalah, melakukan suatu
kegiatan untuk menemukan pemecahan masalah, mengkaji upaya-upaya mereka, dan
jika tidak memuaskan mereka mencoba melakukan pemecahan masalah kembali.
(O'Brien, 1998: 2).
Selain itu penelitian tindakan adalah suatu upaya dari
berbagai pihak terkait khususnya guru sebagai pengajar, untuk meningkatkan atau
memperbaiki proses pembelajaran kearah tercapainya tujuan pendidikan atau
pengajaran itu sendiri. Masalah penelitian ini bersumber dari lingkungan kelas
yang dirasakan sendiri oleh guru untuk diperbaiki, dievaluasi dan akhirnya di
buat suatu keputusan sebagai suatu solusi dan dilaksanakan suatu tindakan untuk
memecahkan masalah dalam pembelajaran tersebut.
B.
Prosedur Penelitian Tindakan
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model siklus (Cycle). Setiap siklus tidak hanya berlangsung satu kali, melainkan
beberapa kali sampai tercapainya tujuan yang diinginkan. Pada tahap-tahap dalam
siklus dilaksanakan peneliti dan guru sudah melibatkan diri secara aktif dari
intensif dalam rangkaian kegiatan penelitian.
Model siklus yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
spiral seperti yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1988 : 13)
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan (observe) dan refleksi.
Kemudian pada siklus berikutnya kegiatan peneliti pada dasarnya sama, tapi
adanya modivikasi dan koreksi pada setiap tahapnya. Siklus kegiatan dapat
digambarkan sebagai berikut :
Secara rinci tahap - tahap kegiatan penelitian dalam
setiap siklus adalah sebagai berikut :
1.
Perencanaan
Tahapan perencanaan dimulai dengan konfirmasi ide
penelitian kepada kepala sekolah dan para guru, terutama guru mata pelajaran IPS yang kelasnya dipergunakan
sebagai penelitian. Setelah diperoleh kesepakatan tentang masalah penelitian,
lalu ditindaklanjuti dengan observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas dan
wawancara dengan rekan - rekan guru. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun
rencana tindakan yang akan dilakukan oleh guru sekaligus peneliti yang meliputi
: penyusunan skenario pembelajaran dan persiapan alat - alat observasi yang
diperlukan.
Data awal yang diperlukan dalam penelitian ini
peneliti melihat langsung dari data hasil ulangan yang sudah terdokumentasi
yang ada pada daftar nilai yang diperoleh dari guru mata pelajaran IPS. Tetapi
untuk lebih spesifik pada data awal disusun rencana pembelajaran dari pokok
bahasan tertentu tetapi belum menerapkan metode To Learn
of Simulation.
Dari data awal dapat diketahui kondisi siswa di kelas X
AP 2. Kemudian peneliti dan rekan guru (observer) membicarakan rancangan
pembelajaran dengan menggunakan metode To
Learn of Simulation. Kegiatan
selanjutnya peneliti menyusun tindakan pelaksanaan penerapan metode sesuai
dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Rencana tindakan ini peneliti
melakukan hal - hal sebagai berikut : Menentukan pokok bahasan yang akan
dijadikan bahan penelitian sesuai dengan waktu dan program pengajaran serta
sesuai dengan jadwal pelajaran sebagaimana biasanya
2.
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti, terutama guru (praktisi)
melakukan tindakan - tindakan yang berupa intervensi terhadap pelaksanaan
kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari - hari. Dalam konteks
Penelitian Tindakan Kelas, istilah tindakan dipahami sebagai aktifitas yang dirancang
dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam
proses pembelajaran dan praktek pendidikan dalam kondisi kelas tertentu Sumarno
( Kasbolah, 2000; 87 dan 88).
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu
melaksanakan kegiatan tindakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Pelaksanaan penelitian terfokus ke dalam proses pembelajaran pelaksanaan
tindakan yang dilaksanakan guru merupakan hasil kesepakatan antara guru dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan peningkatan hasil belajar
siswa.
3.
Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersama antara
peneliti dan guru dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan
sebelumnya. Kasbolah ( 2001) : 73 dan 74), mengatakan :
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas
dapat disejajarkan kedudukannya dengan kegiatan pengumpulan data dalam
penelitian formal. Istilah observasi lebih sering digunakan dalam penelitian
tindakan kelas karena data atau informasi yang dikumpulkan adalah data tentang
proses berupa perubahan kinerja pembelajaran, walaupun data tentang hasil
belajar juga diperlukan. Observasi dikatakan sebagai teknik yang paling tepat
pada penelitian tindakan kelas lebih cenderung disebut penelitian kualitatif
sehingga datanya cenderung kualitatif
Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, dan
seberapa jauh proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang
diharapkan. Observasi dalam penelitian tindakan kelas digunakan untuk mengamati
proses pembelajaran yang tercermin dari interaksi guru- siswa, interaksi siswa
dengan siswa, aktivitas guru, aktivitas siswa dan suasana kelas. Instrumen ini
digunakan baik pada waktu identitikasi masalah maupun pada waktu pelaksanaan
"action ". Penyusunan pedoman observasi dapat didasarkan pada pedoman
pelaksanaan observasi di luar kelas yang dikemukakan oleh Hopkins (1985 ; 1993)
maupun Mifflen dalam bukunya "Looking In The Classroom" (1986).
Sumarmo (dalam Kasbolah, 1998 / 1999 : 93 dan 94),
mengemukakan sasaran dalam observasi yaitu sebagai berikut : (1) seberapa
banyak pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan yang
ditetapkan sebelumnya, (2) seberapa banyak pelaksanaan tindakan telah
menunjukan tanda-tanda akan tercapainya tujuan tindakan, (3) apakah terjadi
dampak tambahan atau lanjutan positif meskipun tidak direncanakan, (4) apakah
terjadi dampak sampingan yang negatif sehingga merugikan atau cenderung
mengganggu kegiatan lainnya. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti
yaitu untuk melihat hal-hal mana yang harus diperbaiki, diubah, ditambah atau
dikurangi bahkan dihentikan bila tidak ada kesesuaian terhadap suasana proses
pembelajaran.
4.
Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti mengingat dan merenungkan
kembali segala sesuatu ditemukan pada waktu pelaksanaan pembelajaran lalu
ditindaklanjuti dengan kegiatan refleksi dalam bentuk diskusi bersama antara
guru dan peneliti. Tahap ini merupakan kegiatan analisis - sintesis,
interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang
diperoleh dari pelaksanaan tindakan (Kasbolah, 1998: 74).
Refleksi dilakukan (1) pada saat memikirkan tindakan
yang akan dilakukan, (2) ketika tindakan sedang dilakukan, dan (3) setelah
tindakan dilakukan. Ketiga konteks kegiatan refleksi ini oleh Killion dan
Todnem (dalam Kasbolah, 1998 / 1999 :1Q0) dinamakan reflection for action,
reflection in action, dan reflection on action.
Kajian terhadap refleksi ini adalah menelaah apa yang
telah terjadi dan tidak terjadi serta menentukan alternatif pemecahannya.
Melalui proses refleksi dapat ditarik kesimpulan untuk dijadikan acuan
perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran yang
diterapkan pada siklus berikutnya.
C.
Lokasi dan Subjek Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di Kelas
X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran
2012/2013. Dasar pertimbangan memilih lokasi subjek penelitian adalah :
1.
SMKN I Kadipaten merupakan lokasi tempat tugas peneliti
sehingga memudahkan koordinasi serta pemahaman terhadap situasi dan kondisi
setempat.
2.
Kondisi sosial ekonomi siswa, rata - rata siswa yang
masuk sekolah ini berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah ke bawah.
3.
Kualifikasi guru, rata - rata guru - guru yang bertugas
di SMKN I Kadpaten semuanya sudah berkualifikasi pendidikan S-1, bahkan ada
yang S-2.
D.
Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data tentang proses pelaksanaan
tindakan, pengaruh pelaksanaan tindakan dan untuk mengetahui hasil setelah
pelaksanaan tindakan digunakan catatan dalam penelitian tindakan kelas ini
terdiri atas :
1.
Observasi, digunakan untuk mengamati proses
pembelajaran siswa dan tindakan guru dengan menggunakan metode To Learn
of Simulation pada pembelajaran Pendidikan IPS. Proses pembelajaran yang
diamati diantaranya aktivitas siswa dan aktivitas guru.
2.
Wawancara, digunakan untuk mengetahui lebih jauh
persepsi siswa tentang pembelajaran IPS dengan menggunakan metode To Learn
of Simulation.
BAB IV
HASIL PENELITIAN TINDAKAN
A.
Kondisi Awal Pembelajaran
Untuk mengetahui proses pembelajaran IPS di kelas X AP 2 sebelum melaksanakan tindakan peneliti
melakukan observasi dan perenungan tentang proses pembelajaran IPS. Observasi
ini dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2012 pukul 10:00 - 11 .20 dengan pokok bahasan Pergerakan
Nasional Indonesia. Sebelum memulai menyampaikan materi pelajaran inti guru
memulai dengan kegiatan awal berupa apersepsi dilanjutkan dengan kegiatan inti
dengan mempergunakan metode ceramah serta diselingi dengan tanya jawab dan
terakhir guru mengadakan evaluasi.
Data hasil belajar siswa pada kondisi awal
pembelajaran IPS tentang Pergerakan Nasional Indonesia diperoleh nilai rata -
rata 5,57. Siswa yang mendapatkan nilai 6 atau lebih sebanyak 12 orang atau
sekitar 57,14%, dan siswa yang mendapat nilai kurang dari 6 sebanyak 15 orang
atau sekitar 42,86%. Hasil perolehan
belajar di atas menunjukan belum memperoleh rata - rata yang maksimal atau
kurang dari 80% yang mendapat nilai 6 ke atas. Dari hasil analisis tersebut
dapat disimpulkan bahwa pada proses pembelajaran peserta didik kurang memahami
dan mengerti tentang materi yang disampaikan sehingga dalam menjawab soal-soal
evaluasi asal mengisi saja Oleh karena itu penulis mencoba menerapkan metode To Learn
of Simulation pada pembelajaran IPS sebagai salah satu metode yang tepat
dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa untuk lebih memahami atau mengerti
dan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal-soal IPS serta memotivasi siswa
untuk lebih senang pada pelajaran IPS.
B.
Hasil
Penelitian
1.
Silklus Kejuruan
a.
Perencanaan
Untuk melaksanakan siklus Kejuruan dalam proses
pembelajaran peneliti menyusun perencanaan yang mencakup :
a.
Penyusunan rancangan pembelajaran
b.
Pembentukan kelompok
c.
Merumuskan masalah
Format penyusunan rancangan pembelajaran meliputi :
Bidang studi
Pokok bahasan
Sub pokok bahasan
Kelas / semester
Waktu
Hari / Tanggal
I. Tujuan Pembelajaran Umum
IL Tujuan Pembelaiaran Khusus
III. Materi Pelajaran
IV. Metode, Media Dan Sumber
V. Kegiatan Pembelajaran
VI. Evaluasi
Pembentukan kelompok
Pembentukan kelompok dibuat agar adanya keseimbangan
pada tiap - tiap kelompok dengan adanya keragaman siswa dari jenis kelamin,
prestasi belajar siswa dan aktivitas siswa untuk dapat bekerja sama dalam
menyelesaikan suatu pemasalahan. . Untuk meningkatkan motivasi siswa, setiap
kelompok diberi nama bunga. Nama - nama kelompok tersebut adalah kelompok
mawar, kelompok melati, kelompok bunga matahari, kelompok anggrek, kelompok
dahlia dan kelompok tulip.
Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari proses
pembelajaran masalah yang akan di kaji oleh siswa pada siklus I adalah sebagai
berikut :
1.
Apa yang di maksud dengan pergerakan nasional Indonesia?
2.
Jelaskan apa yang di maksud dengan perjuangan
kemerdekaan RI !
3.
Apa yang di maksud dengan arti merdeka ?
b.
Pelaksanaan
Pembelajaran di mulai dengan apersepsi :"Selamat
pagi anak - anak, hari ini kita akan membahas tentang pergerakan nasional Indonesia. Dalam kehidupan
di dunia ini setiap bangsa sangat
memerlukan hakekat kebebasan dan
kemerdekaan yang harus dipenuhinya dalam rangka menjalankan kehidupannya
sehari-hari. Tuhan telah memberikan anugerah pikiran bagi seluruh umat manusia,
sekarang apa yang harus kita lakukan ?" Peserta didik ada yang menjawab
kita harus menjaga kemerdekaan, ada juga yang menjawab kita harus memelihara dan melestarikannya
kemerdekaan bangsa Indonesia dan kita harus memanfaatkan dengan sebaik –
baiknya potensi kemerdekaan yang ada. Kemudian guru mengatakan "Untuk
mempelajari mengenai kemerdekaan kita bermain To Learn
of Simulation. Namun sebelum bermain To
Learn of Simulation coba kerjakan
terlebih dahulu soal - soal ini".
Silahkan
Aliudin memimpin teman temanmu untuk bermain To
Learn of Simulation. Teman -
teman, sebelum kita bermain To
Learn of Simulation akan saya bacakan
dahulu tata tertibnya.
1.
Pemain pertama akan melemparkan alat penentu langkah
(dadu). Jika angka 2 yang keluar, maka kolom ke dua yang kita diskusikan. pertama
pemain utama yang memberikan tanggapan pada pesan kolom ke 2, kemudian pemain
berikutnya yang memberikan tanggapan sampai pemain utama berakhir. Setelah
pemain utama selesai semua baru penonton boleh memberi tanggapan.
2.
Semua pemain utama dan penonton yang akan memberikan
tanggapan harus meminta izin pada fasilitator begitu seterusnya.
3.
Jika angka penentu langkah jatuh pada kolom bintang
mari kita bernyanyi bersama - sama.
Mari kita mulai permainan ini, silahkan Wulan
melempar alat penentu langkah Ya, pesan ke sembilan.
Isi pesan :
Menurut pendapatmu apakah arti
kemerdekaan itu ?
Kemudian pemain To Learn of Simulation memberi tanggapan dan semua
jawabannya hampir sama termasuk penonton atau peserta yaitu hari kebebasan yang lepas dari kaum penjajah,
walaupun tanggapan siswa masih ada yang ragu - ragu dan takut salah. Setiap isi
pesan fasilitator memberikan kesimpulannya. Begitu seterusnya hingga semua
pesan - pesan itu selesai didiskusikannya.
Kegiatan akhir To
Learn of Simulation fasilitator
membacakan kesimpulannya secara keseluruhan dan guru memberikan penilaian
tentang pelaksanaan To Learn of Simulation yang telah berlangsung.
Kegiatan selanjutnya siswa diberikan tugas secara kelompok untuk mengisi LKS
yang berhubungan dengan sub pokok bahasan tersebut. Kelompok dibagi menjadi 6
kelompok yakni kelompok Mawar, kelompok Melati, kelompok Bunga matahari,
kelompok Anggrek, kelompok Dahlia dan kelompok Tulip.
Pengerjaan LKS semua siswa bekerja sama dalam
kelompoknya masing - masing. Ada kelompok yang cepat dalam menyelesaikan
tugasnya dan ada juga kelompok yang lambat dalam menyelesaikan tugasnya serta
ada juga siswa yang merriperhatikan LKS tapi tidak memberikan tanggapan atau
masukan terhadap permasalahan yang tertera dalam LKS.
c.
Observasi
Observasi atau pengamatan kepada upaya mengetahui
motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran pendidikan IPS dengan
menggunakan penerapan metode To
Learn of Simulation. Observasi
ini dilakukan langsung oleh peneliti pada saat proses dan setelah pembelajaran
dengan menggunakan pedoman observasi. Sedangkan untuk mengetahui tingkat pemahaman
materi yang diajarkan di adakan evaluasi pada saat proses dan akhir
pembelajaran berupa penilaian hasil kerja kelompok dan menjawab masing-masing
soal.
d.
Refleksi Siklus Kejuruan
Berdasarkan proses observasi pada pembelajaran siklus Kejuruan
ini proses pembelajaran dengan menggunakan pencapaian metode To Learn
of Simulation, masih memiliki berbagai kekurangan. Diantara pengelola
alokasi waktu masih belum efektif dengan adanya kelebihan penggunaan waktu dari
alokasi waktu yang telah ditentukan. Yaitu pada waktu kegiatan ini (permainan To Learn
of Simulation) dalam memberikan tanggapan-tanggapan yang terlalu lama.
Kemudian dalam memberikan tanggapan masih ada siswa yang menjawab dengan
ragu-ragu, dan ada juga yang menjawab dengan bantuan temannya, dan jika penentu
langkah jatuh pada nomor yang tertera
pada gambar bintang karena harus menyanyi siswa masih memilih lagu apa yang
harus dinyanyikan walaupun sudah ditentukan yaitu guru meminta menyanyikan lagu
wajib.
Pada waktu membacakan pesan - pesan yang tertera dalam
beberan To Learn of Simulation masih ada siswa yang kurang
lantang dan kurang jelas sehingga tidak dapat dipahami oleh pemain utama yang
lainnya maupun oleh penonton atat peserta, sehingga peserta sulit untuk
memberikan tanggapannya dan akhirnya dibaca berulang - ulang. Dan masih ada
siswa sebagai pemain utama merasakar kesulitan untuk memberikan tanggapan
terhadap pesan - pesan yang diperolehnya.
Pelaksanaan kerja kelompok belum dapat berjalan secara
optimal. Hal in terlihat dalam pengerjaan LKS masih ada beberapa anggota
kelompok yang bekerja secara individual. Ada anggota yang pasif artinya
memperhatikan LKS tetapi tidak memberikan tanggapan apapun. Hal ini menunjukkan
masih belum solidnya kerja sama antara sesama anggota kelompok.
Hasil analisis evaluasi pada siklus Kejuruan
menunjukkan bahwa masih ada siswa yang menjawab soal persis dengan pertanyaan
yang tertera pada lemba evaluasi tersebut. Skor yang diperoleh siswa pada
siklus Kejuruan ini masih jauh di bawah standar. Nilai rata-rata pada siklus Kejuruan
adalah pre tes 5,16 dan pe tes 5,99. Meningkat 0,83. siswa yang mendapatkan
nilai 6 ke atas ada 17 orang (51,51%). Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai
kurang dari 6 ada 16 orang (48,49%). Jumlah siswa 35 orang tetapi tidak hadir 2
orang.
2.
Siklus kedua
a.
Perencanaan
Untuk melaksanakan siklus kedua dalam proses
pembelajaran . penelili menyusun perencanaan yang mencakup ;
1.
Penyusunan rancangan pembelajaran .
2.
Merumuskan masalah.
Format penyusunan rancangan pembelajaran meliputi :
Bidang studi
Pokok bahasan
Sub pokok bahasan
Kelas / semester
Waktu
Hari \ Tanggal
I. Tujuan Pembelajaran Umum
II. Tujuan Pembelajaran Khusus
III Materi Pelajaran
IV. Metode, Media dan Sumber
V. Kegiatan Pembelajaran
VI. Evaluasi
Perumusan Masalah
a.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan mengisi kemerdekaan !
b.
Tulislah contoh- contoh yang termasuk bukti bahwa kita telah mengisi kemerdekaan !
c.
Jelaskan apa
pembangunan bangsa itu ?
b.
Pelaksanaan
Siklus kedua dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan
yaitu tanggal 27 Oktober 2012. Proses
pembelajaran siklus kedua ini sama dengan siklus Kejuruan yaitu dengan pokok
bahasan yang sama tetapi dengan sub pokok bahasan yang berbeda. Pada siklus
kedua sub pokok bahasan yang dipilih adalah mengisi kemerdekaan RI.
Langkah awal pada siklus kedua adalah guru memberikan
lembaran soal pre tes kepada seluruh peserta didik. Setelah peserta didik
selesai mengerjakan soal-soal pretes lalu guru mengadakan apersepsi dan
memberikan petunjuk-petunjuk dalam permainan To
Learn of Simulation yang akan
membahas sub pokok bahasan yang baru, supaya permainan To Learn
of Simulation lebih bermakna dan pada permainan To Learn
of Simulation yang Kejuruan.
Langkah selanjutnya adalah permainan To Learn
of Simulation yang dimainkan oleh kelompok matahari dan kelompok
anggrek. Pada To Learn of Simulation siklus kedua ini peserta didik
lebih tertib dan lebih berani dalam memberikan tanggapan-tanggapan pada setiap
pesan yang tertera pada beberapa To
Learn of Simulation, walaupun
jawabannya masih kurang sempurna. Peserta atau penonton dalam memberikan tanggapannya
lebih banyak dan lebih cepat jika dibandingkan pada siklus Kejuruan,
tetapi masih ada yang tidak memberikan tanggapan dan hanya diam saja, atau
kurang memperhatikan pesan apa yang dibacakan temannya sebagai pemain utama To Learn
of Simulation.
Pada kegiatan berikutnya guru membagikan LKS pada tiap
- tiap kelompok yang telah dibentuk pada siklus Kejuruan. Sebelum mengisi LKS
guru terlebih dahulu memberikan pengarahan dan penunjuk baik dalam kerja
kelompok maupun dalam menyelesaikan tugas yang ada pada LKS, supaya tiap-tiap
kelompok dapat bekerja dengan baik. Sebagai kegiatan akhir guru memberikan
kesimpulan tentang materi yang telah dibahas oleh peserta didik yaitu sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui.
c.
Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan proses
pembelajaran siklus kedua ini, masih belum adanya peningkatan yang signifikan
baik dari segi hasil maupun dalam proses pelaksanaan permainan To Learn
of Simulation yang sesuai dengan rencana pembelajaran. Hal ini terbukti
dengan adanya siswa yang memberikan tanggapan-tanggapan dengan jawaban yang
tidak sempurna, juga dengan adanya peserta atau penonton yang tidak menyimak
pesan yang dibacakan oleh pemain utama
yang tertera pada beberan To Learn of Simulation, sedangkan pada pelaksanaan
diskusi kelompok dalam mengerjakan tugas LKS sudah lebih baik jika dibandingkan
dengan pada waktu siklus Kejuruan. Semua siswa mengerjakan tugasnya dengan baik
secara bersama-sama menurut kelompoknya masing - masing
d.
Refleksi siklus kedua
Proses pembelajaran dan hasil belajar pada siklus
kedua ini pada umumnya mengalami peningkatan dari siklus Kejuruan, namun
peningkatannya belum mencapai maksimal. Kegiatan peserta didik lebih aktif,
baik dalam pelaksanaan To Learn of Simulation maupun dalam pelaksanaan kerja
kelompok.
Berdasarkan hasil analisis pekerjaan siswa pada siklus
kedua ini juga menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari sekor rata-rata post
tes 5,99 naik menjadi, 8,43 sehingga ada peningkatan. Pada siklus kedua siswa
yang mendapat nilai 8 keatas ada 15 orang, dan siswa yang mendapat nilai kurang
dari 7,5 ada 7 orang dari jumlah siswa 22 orang. Hasil tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pelaksanaan proses pembelajaran, guru aktif membimbing siswa dalam mengarahkan
setiap pesan yang ada pada beberan To
Learn of Simulation. Sehingga
tanggapan - tanggapan siswa pada setiap pesan dijawab dengan jawaban kurang
sempurna. Selain itu guru juga dalam penyediaan alat bantu yang berupa
gambar-gambar sebagai penunjang dalam memberikan penjelasan materi untuk lebih
meningkatkan pemahaman siswa dan pencapaian tujuan yang telah direncanakan
masih sudah cukup baik.
C.
Pembahasan Hasil
Tindakan
Dalam penelitian ini pelaksanaan siklus tindakan
dibatasi sampai siklus ketiga. Hal ini didasarkan atas perolehan belajar
peserta didik yang sudah relatif baik. Hasil rangkaian pelaksanaan tindakan
kesatu sampai tindakan ketiga menunjukkan bahwa penerapan metode To Learn
of Simulation dalam pembelajaran pendidikan IPS dapat meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran juga meningkatkan motivasi peserta didik.
Penerapan metode To Learn of Simulation dapat
menumbuhkankembangkan sikap berfikir kritis, partisipasi, minat, persuasi dan
kominikasi, peranan kepemimpinan serta mempertinggi ketrampilan-ketrampilan
membuat keputusan. Pada prosesnya peserta didik berlatih mengidentifikasi dan
menganalisis persoalan-persoalan hingga membuat keputusan-keputusan yang
bermakna. Oleh karena itu proses pembelajaran dengan penerapan metode To Learn
of Simulation harus melalui langkah-langkah kegiatan belajar seperti
yang dikemukakan oleh Cardille dan Davies.
1.
Mengembangkan sikap dan keterampilan tertentu baik yang
bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari - hari.
2.
Melatih peserta didik dalam memecahkan masalah dengan mengisi kemerdekaan yang dapat digunakan dalam
pemecahan masalah pembelajaran IPS sejarah.
3.
Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang
dipelajari.
Pada dasarnya peserta didik dapat melaksanakan langkah
- langkah kegiatan belajar seperti diatas, namun siswa masih ada yang mengalami
kesulitan dalam memberikan tanggapan - tanggapan mengenai permasalahan -
permasalahan yang dihadapi hal ini disebabkan antara lain (1) penerapan metode To Learn
of Simulation merupakan hal yang baru bagi peserta didik. (2)
Terbatasnya media dan sumber belajar. (3) Kurangnya minat peserta didik dalam
hal membaca.
Rangkaian pelaksanaan siklus tindakan, pada umumnya
setiap siklus tindakan menampakan adanya peningkatan proses dan hasil belajar
peserta didik yang lebih baik secara individu maupun kelompok. Meskipun di sisi
lain masih terdapat kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus
berikutnya. Pelaksanaan proses penerapan metode To Learn
of Simulation disajkan secara berkelompok yang diakhiri dengan pembacaan
kesimpulan - kesimpulan dan pelaporan hasil kerja kelompok. Penilaian pada
penerapan metode To Learn of Simulation dilaksanakan secara kelompok.
Proses pembelajaran secara.kelompok cenderung dapat lebih membangkitkan
motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari adanya minat peserta didik pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Kemudian adanya partisipasi siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran, menjadikan suasana kelas tampak hidup.
Melalui dua siklus
tindakan yaitu siklus satu, siklus kedua keterlibatan siswa secara fisik,
intelektual, emosional dan sosial dalam proses pembelajaran cenderung mengalami
peningkatan. Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung oleh peneliti, maka
untuk penilaian proses setiap siklus dapat di lihat dalam tabel berikut ini:
Tabel
Hasil pengamatan aktivitas peserta didik selama
Proses pembelajaran pada setiap siklus
Hasil pengamatan aktivitas peserta didik selama
Proses pembelajaran pada setiap siklus
No
|
Aspek yang
diamati
|
Hasil
yang dicapai
|
||
Siklus 1
|
Siklus 2
|
|
||
1
|
Keaktifan
|
C
|
B
|
|
2
|
Keberanian
menjawab pertanyaan
|
K
|
C
|
|
3
|
Kerja sama
|
K
|
B
|
|
4
|
Melaksanakan
tugas dengan penuh tanggungjawab
|
C
|
B
|
|
Penerapan metode To
Learn of Simulation dalam
pembelajaran pendidikan IPS dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini terlihat
dari pelaksanaan tindakan yaitu mulai dari siklus Kejuruan sampai dengan siklus
ketiga. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabe1
4.2
Nilai
rata - rata hasil belaiar peserta didik setiap siklus tindakan
Tindakan
|
Topik
atau materi pembelajaran
|
Nilai
rata-rata
|
Peningkatan
|
|
Pre tes
|
Pos tes
|
|||
Siklus 1
|
Perjuangan Kemerdekaan RI
|
5,16
|
7,99
|
28,3%
|
Siklus 2
|
Mengisi
Kemerdekaan RI
|
4,98
|
8,13
|
44,5%
|
D.
Respon Siswa Terhadap Penerapan Metode To Learn
of Simulation
Untuk mengetahui sejauh mana tanggapan siswa terhadap
penerapan metode To Learn of Simulation dalam pembelajaran IPS maka
peneliti mengadakan jajak pendapat melalui angket yang hasilnya dapat di lihat
pada tabel di bawah ini
Tabel
4.3
Hasil
Jajak Pendapat Tentang Penerapan
Metode
To Learn
of Simulation Dalam Pembelajaran IPS
NO
|
Pertanyaan
|
Jawaban
atau pendapat siswa
|
|
1
|
Bagaimana
pendapatmu mengenai soal-soal yang telah diberikan
|
a. Sangat
sukar
|
4 siswa (11,43
%)
|
b. Sukar
|
3 siswa (8, 57
%)
|
||
c. Sedang
|
18 siswa
(51,43%)
|
||
d. Mudah
|
10 siswa
(28,57%)
|
||
2
|
Bagaimana
pendapatmu mengenai soal-soal pembelajaran IPS secara berkelompok.
|
a. Sangat
senang
|
19 siswa
(52,29 %)
|
b. Senang
|
12 siswa
(34,28 %)
|
||
c. Biasa saja
|
4 siswa
(11,43%)
|
||
d. Tidak
senang
|
-
|
||
3
|
Bagaimana
pendapatmu mengenai
soal - soal
pembelajaran IPS dengan menggunakan
metode To Learn
of Simulation
|
a. Sangat
sukar
|
2 siswa
(5,72%)
|
b. Sukar
|
7 siswa (20%)
|
||
c. Sedang
|
13
siswa(37,14%)
|
||
d. Mudah
|
13
siswa(37,14%)
|
||
4
|
Bagaimana
pendapatmu mengenai tugas-tugas yang diberikan pada pelajaran IPS.
|
a. Sangat
senang
dan menambah
semangat
belajar.
b. Sangat sukar
c. Membosankan
d.
Menambah beban kerja.
|
19 siswa
(94,28%)
2 siswa
(5,72%)
|
Dari hasil jajak pendapat di atas dapat di tarik
kesimpulan bahwa respon siswa terhadap penerapan metode To Learn
of Simulation pada pembelajaran IPS pada prinsipnya sebagian besar siswa
tertarik dengan alasan soal-soal IPS dapat diselesaikan jika permasalahannya
betul-betul dipahami dengan jalan peserta didik harus lebih berminat dalam
membaca IPS.
Sedangkan tanggapan peserta didik mengenai belajar IPS
secara berkelompok sebagian besar menyenangi terbukti dari 35 angket yang di
sebar diatas (tidak hadir 2 orang), 19 siswa menjawab sangat menyenangi dan 12
siswa menjawab senang (sekitar 86,57%)
dengan alasan bisa mengerjakan soal - soal secara bersama - sama dan soal dapat
diselesaikan dengan cepat. Dan beberapa tanggapan siswa tersebut, jelas sekali
bahwa belajar secara berkelompok dapat menumbuhkan motivasi peserta didik dalam
belajar dan dapat mengembangkan sikap solidaritas yang tinggi antara sesama
teman.
Hasil wawancara peneliti terhadap peserta didik
mengenai pembelajaran IPS dengan menggunakan metode To Learn
of Simulation jawabannya hampir semua peserta didik mengatakan sangat
senang, ada juga peserta didik yang menjawab baik, bagus dan mengasyikkan.
Alasan yang dikemukakan peserta didik, karena metode To Learn
of Simulation kita dapat bermain sambil belajar dan dapat berpikir
secara kritis, dapat menghilangkan kejenuhan, menambah semangat belajar, lebih
mengerti, bisa diskusi bersama - sama.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian selama proses
pembelajaran dengan menerapkan metode To
Learn of Simulation dalam
tindakan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Sebelum menggunakan metode To Learn
of Simulation pada saat proses pembelajaran IPS, kurang dapat
meningkatkan hasil.
2.
Proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode To Learn
of Simulation dapat meningkatkan prestasi siswa kelas X AP 2 SMKN I
Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.
3.
Proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode To Learn
of Simulation menyebabkan siswa lebih senang dalam belajar IPS.
4.
Kelebihan dari penerapan metode To Learn
of Simulation dalam pembelajaran IPS diantaranya meningkatkan hasil
pembelajaran, minat siswa kelas X AP 2
SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran
2012/2013 yang tinggi, menghilangkan kejenuhan, menciptakan kegembiraan dan
siswa belajar berpikir kritis dalam menghadapi suatu permasalahan. Sedangkan
kekurangan metode ini diantaranya banyak menuntut imajinasi peserta didik yang
terlibat dan memerlukan pengelompokkan yang luwes.
5.
Secara umum proses pembelajaran IPS dengan menggunakan
metode To Learn of Simulation dapat meningkatkan hasil dan
mendapatkan tanggapan yang positif dari sebagian besar siswa kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten
Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.
B.
Saran
Ditujukan Kepada Guru Sekolah Menengah Kejuruan
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas maka penerapan
metode To Learn of Simulation perlu diterapkan pada
pembelajaran IPS. Oleh karena itu berikut ini penulis mengajukan saran sebagai
berikut :
1.
Adanya kelebihan dan kekurangan metode To Learn
of Simulation merupakan bekal bagi guru untuk selalu mempertimbangkannya
dalam pemakaian metode To Learn of Simulation.
2.
Dengan adanya kekurangan yang dimiliki oleh metode To Learn
of Simulation, bukan berarti metode ini dapat ditinggalkan begitu saja.
Metode To Learn of Simulation dalam hal-hal tertentu akan
sangat membantu terciptanya situasi yang menyenangkan dalam interaksi
pembelajaran di kelas.
3.
Buatlah perencanaan yang efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
4.
Sebelum pelaksanaan To
Learn of Simulation terlebih
dahulu guru harus betul-betul membentuk kelompok yang luwes.
5.
Pilihlah fasilitator yang kiranya benar - benar mampu
untuk memimpin teman - temannya.
6.
Guru harus menyediakan media pembelajaran yang sesuai
dengan pokok pembahasan tersebut.
7.
Berilah penjelasan pada setiap pesan yang tertera pada
beberan To Learn of Simulation.
8.
Dalam merumuskan kesimpulan, fasilitator di bantu oleh
guru.
DAFTAR
PUSTAKA
Arbi, Z. S, dan Syahrun, S. (
2001). Dasar Dasar Kependidikan, Depdiknas.
Depdiknas. (2003). Kurikulum
Pendidikan Dasar, UU RI No 20 tahun 2003 tentang SISMKIKNAS, Strategi Belajar
mengajar (1991-1992), Metodik Khusus Pengajaran IPS (1995/1996).Jakarta.
Kasbolah,K, ( 2001), Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas.
Moedjiono, dan Dimyanti, M. ( 2001). Strategi Belajar Mengajar. Depdiknas
Direktorat Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Moleong, J. L. (1996). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Rochmadi, W. N. (1997). Prosedur
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Jurnal pendidikan No.4 tahun XVI
1997.
Rusyan, T. A. ( 2001). Learning Of Simulation. CV. Mahardika Jakarta
Semiawan, C. ( 2006). Pendekatan
Keterampilan Proses. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sumaatmaja, N (2005). Metodologi
Pengukuran Ilmu Sejarah. Bandung :
Alumni.
Sumanti,M, dan Permana, J (1998 /1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdiknas.
Syah, M (2002). Psikologi
Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sukidin, et aL (2002). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya :
Insan Cendekia.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2002). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung
: Depdikna UPI.
Usman U. M (1996). Upaya
Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Lampiran
1
Pedoman
Wawancara Mengenai Tanggapan Siswa
Terhadap
Penerapan Metode To Learn of Simulation
No
|
Aspek yang
ditanyakan
|
Jawaban
|
1
|
Bagaimana
menurut pendapatmu tentang pembelajaran IPS dengan menggunakan metode To Learn
of Simulation ?
|
|
2
|
Coba jelaskan
apa alasannya
|
|
3
|
Apakah materi
ajar IPS – sejarah yang diberikan guru mudah
kamu pahami ?
|
|
4
|
Apa yang
membuatmu menjadi tertarik terhadap materi ajar IPS ?
|
|
5
|
Apakah kamu
yakin guru mata pelajara IPS telah mengajar
dengan baik
|
|
Lampiran 2.
Pedoman
Observasi Untuk Kegiatan Pembelajaran
No
|
Indikator
|
Penilaian
|
Keterangan
|
||
B
|
C
|
K
|
|||
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
|
A. Aktifitas
Guru
Pengelolaan
kegiatan pembelajaran.
Menggunakan
strategi pembelajaran.
Mengelola
interaksi kelas
Membantu sikap
positif siswa
Melaksanakan
evaluasi
B. Aktifitas
Siswa
Keaktifan
Kerja sama
Keberanian
menjawab pertanyaan
Melaksanakan
tugas dengan penuh tanggung jawab
|
|
|
|
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar