Senin, 18 Mei 2015

contoh ptk IPS



JUDUL YANG PAS UNTUK PTK DI BAWAH INI :


MANFAAT  VARIASI GAYA MENGAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TO  LEARN  OF SIMULATION  PADA PEMBELAJARAN  IPS
DI  KELAS X AP 2 SMKN Kadipaten Kabupaten Majalengka
Propinsi Jawa Barat


























BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah PTK
Berdasarkan pengamatan dan penilaian secara langsung, bahwa pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah SMK yang bagi sebagian siswa terasa membosankan, kurang menarik dan cenderung monoton. Pendidikan IPS merupakan mata pelajaran yang sangat tegas dan berupa hapalan-hapalan serta ruang lingkup yang dipelajarannya adalah manusia sebagai anggota masyarakat, gejala dan masalah sosial serta peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat. Oleh karena itu siswa dituntut untuk lebih memiliki minat yang penuh dan sungguh - sungguh untuk mempelajarinya.
Dalam pelaksanaan evaluasi, pengajaran IPS bagi siswa SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran  2012/2013 yang rajin dan berminat untuk mempelajarinya, mereka akan lebih mudah dalam mengerjakan dan memecahkan soal yang dihadapinya dan mereka akan menggemari pelajaran IPS karena IPS bukan merupakan pelajaran eksak atau ilmu pasti yang memerlukan satu jawaban yang pasti. (Sumaatmadja, N. Metodologi Pengajaran IPS halaman 19)
Kenyataan yang ada pada masa sekarang ini, ternyata kemajuan tekhnologi melahirkan dua sisi yaitu sisi positif dan sisi negatif. Dengan banyaknya media visual yang menayangkan berbagai macam sajian berupa tontonan maupun permainan - permainan sehingga minat baca siswa menjadi berkurang bahkan sangat kurang. Mereka lebih suka menghabiskan waktunya untuk menonton televisi dan video game. Selain itu guru - guru masih belum dapat memanfaatkan secara maksimal berbagai metode yang tepat untuk mendapatkan hasil yang memuaskan sehingga dampaknya hasil pembelajaran Pendidikan IPS di  sekolah Menengah Kejuruan  sangat rendah. Rendahnya hasil belajar siswa pada akhir-akhir ini bisa juga diakibatkan oleh kondisi dan perkembangan mental murid, seperti yang dikemukakan oleh Sumaatmaja. N halaman 11.
"Kemampuan mental anak didik sesuai dengan tingkat umur dan pengalamannya berkembang mulai dari tingkat umur atau tingkat pendidikan yang rendah menuju kearah kematangan. Oleh karena itu bobot luas pendalaman materi IPS yang diajarkan harus disesuaikan dengan kemampuan murid."

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Dengan adanya pendidikan diharapkan peserta didik akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang. (Arbi, Z. S halaman 19)
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS).
Pendidikan Dasar bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannva sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan sebagai umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan yang berikutnya.
Pendidikan  Menengah Kejuruan harus selalu menyelaraskan dan mengantisipasi perubahan agar materi dan pengalaman belajar dalam proses belajar mengajar -yang diberikan di Sekolah berguna untuk bekal kehidupannya.Fungsi sekolah harus membantu mewujudkan kemandirian bagi peserta didik dalam arti melek huruf, melek teknologi dan melek pikiran (Semiawan. C 1992: 12).
Dalam Garis - Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) IPS, bahwa tujuan umum mata pelajaran IPS pada jenjang pendidikan menengah yaitu :
1.    Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMK bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari hari.
2.    Pengajaran IPS yang bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.
Adapun sasaran pokok pembelajaran pendidikan 1PS di  SMK adalah sebagai berikut :
1.         Mengenalkan kepada siswa tentang hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya
2.         Memberikan pengetahuan agar siswa memahami peristiwa-peristiwa serta perubahan yang terjadi disekitarnya.
3.         Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengenal kebutuhan - kebutuhannya serta menyadari bahwa manusia lain pun memiliki kebutuhan.
4.         Menghargai kebudayaan masyarakat sekitarnya, bangsa juga budaya bangsa lain.
5.         Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi yang bertalian dengan dirinya sendiri maupun dengan bangsa lain di dunia.
6.         Memahami bahwa antar manusia yang satu dengan lainnya saling membutuhkan serta dapat menghormati harkat dan nilai manusia.
7.         Memahami dan bertanggung jawab dalam pemeliharaan pemantapan dan pengelolaan sumber daya manusia dan sumber daya alam.
8.         Memupuk rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan dan hasilnya serta menghargai setiap jenis pekerjaan maupun hasil pekerjaan yang dilakukan orang lain.
9.         Memahami dan menghargai IPS bangsanya serta hak-haknya sebagai manusia yang hidup di suatu negara yang merdeka. (Sumaatmadja, N halaman 13)
Hasil observasi tentang proses pembelaiaran terdapat beberapa persoalan yang berkembang terutama mengenai permasalahan yang dialami guru dan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Permasalahan bagi guru diantaranya kesulitan memilih metode yang tepat dan benar, kesulitan merubah minat siswa terhadap pelajaran IPS dan pembelajaran IPS hasilnya masih memperoleh rata - rata rendah. Adapun pemasalahan bagi siswa diantaranya adalah siswa merasa tidak senang terhadap mata pelajaran IPS, siswa kesulitan dalam menangkap  pelajaran IPS dan siswa kurang paham serta mendapat nilai yang kurang, dalam mata pelajaran IPS.
Untuk memecahkan persoalan di atas peneliti mencoba menggunakan metoda To  Learn  of Simulation   dalam pembelajaran pendidikan IPS di  kelas X AP 2 SMKN Kadipten Kabupaten  Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013. Dengan menggunakan metoda To  Learn  of Simulation diharapkan dapat mendorong partisipasi peserta didik, mempertinggi keterampilan - keterampilan, membuat keputusan, memanfaatkan sumber-sumber yang berhubungan dengan keputusan - keputusan yang hendak dibuat, membantu mengembangkan sikap siswa, mengembangkan persuasi dan komunikasi serta memperkenalkan kepada siswa tentang peranan kepemimpinan.

B.  Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan metoda To  Learn  of Simulation pada pembelajaran pendidikan IPS di kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 
1.      Bagaimana hasil belajar siswa  kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013 sebelum guru menggunakan metode To  Learn of Simulation ?
2.      Apakah penerapan metode To  Learn  of Simulation dapat meningkatkan prestasi siswa  kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013 dari prestasi sebelumnya?
3.      Apakah penerapan metode To  Learn  of Simulation dapat menyebabkan siswa-siswa lebih senang dalam belajar IPS ?
4.      Bagaimana kelebihan dan kekurangan metode To Learn  of Simulation dalam pembelajaran IPS di kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013 ?
C.    Definisi Operasional       
Untuk mempermudah memahami pengertian serta menghindari penafsiran yang berbeda terhadap penelitian ini, maka dibawah ini ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.

1.      Penerapan Metode To  Learn  of Simulation
Metode merupakan suatu tata cara untuk melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, maka dengan demikian metode pembelajaran adalah suatu tata cara yang berhubungan erat dengan pelaksanaan proses pembelajaran. Penerapan metode To  Learn  of Simulation diharapkan membawa pengaruh langsung terhadap pencapaian hasil belajar maupun proses pembelajaran baik berupa perubahan pengetahuan, perilaku maupun keterampilan. Kualitas belajar peserta didik dapat dicapai dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif.
Metode To  Learn  of Simulation merupakan metode pembelajaran yang mendukung keberhasilan belajar peserta didik disamping faktor-faktor yang lainnya seperti bahan pelajaran, perlengkapan pelajaran, kondisi belajar dan lain sebagainya. Selain itu penerapan metode To  Learn  of Simulation diharapkan dapat menciptakan peserta didik belajar dengan baik dalam suasana yang wajar tanpa tekanan, dalam keadaan yang lebih termotivasi untuk belajar, serta menciptakan peserta didik untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.

2.         Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan suatu upaya mengembangkan potensi anak-anak baik yang baru lahir maupun yang sudah menginjak dewasa sehingga menciptakan pengalaman - pengalaman baru dalam kehidupannya melalui proses pembelajaran baik yang di tata secara sistematis maupun tidak terstruktur. Yang di tata secara sistematis berjalan melalui jalur pendidikan formal di sekolah. Sedangkan yang tidak terstruktur berjalan melalui pendidikan di jalur luar sekolah yaitu keluarga dan masyarakat. (Drs. A. Tabrani Rusyan, 1996)
Proses pembelajaran harus menciptakan suasana yang dapat membina serta mengembangkan kreativitas, karena dengan mengembangkan kreativitas berarti menimbulkan perasaan dihargai serta mendorong keberanian dan menciptakan gagasan kreatif bagi peserta didik. Guru sebagai pembina dalam proses pembelajaran berupaya merangsang peserta didik untuk menyelidiki, peneliti, bertanya dan mencoba. Yang berfungsi sebagai narasumber dalam upaya menciptakan manusia yang berkualitas melalui proses pembelajaran.
Ilmu Pengetahuan Sosial bukan ilmu sosial. Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS tidak hanya terbatas di perguruan tinggi, melainkan diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pengajaran IPS yang telah dilaksanakan sampai saat ini, baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi, tidak menekankan kepada aspek teoritis keilmuannya, melainkan lebih ditekankan kepada segi taktis mempelajari, menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu saja bobotnya sesuai dengan jenjang pendidikan masing - masing. (Drs. Nursid Sumaatmadja, 1980)
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu program pendidikan yang mengintegrasikan konsep konsep terpilih dari ilmu sosial dan Humaniora untuk tujuan pembinaan warga negara yang baik. Melalui mata pelajaran 1PS di Sekolah Kejuruan para siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial tersebut. Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. (Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 1988/1999).

Proses pembelajaran IPS, salah satu upaya untuk membimbing peserta didik memahami situasi permasalahan- permasalahan yang dihadapi. Proses pembelajaran yang diharapkan adalah proses pembelajaran yang mampu mendorong peserta didik untuk mengenali diri, mengembangkan potensi yang ada serta berusaha untuk rasa ingin tahu tentang hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran IPS.
Proses pembelajaran IPS dilaksanakan dengan metode To  Learn  of Simulation, dengan teknik To  Learn  of Simulation game atau permainan To  Learn  of Simulation yang mempergunakan alat alat To  Learn  of Simulation berupa beberan To  Learn  of Simulation, alat penentu langkah atau dadu, kartu pesan serta alat peraga yang sesuai dengan pokok bahasan. Jadi penerapan metode To  Learn  of Simulation tersebut untuk menunjang perbaikan proses pembelajaran pada pendidikan IPS di kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam rangka menuju ke arah proses pembelajaran yang lebih baik.

D.    Tujuan Penelitian Tindakan
Ada 2 tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yakni terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
a.       Tujuan umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran pada pendidikan IPS di  kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan menggunakan metode To  Learn  of Simulation dengan tujuan menghilangkan kejenuhan, menciptakan kegembiraan, menumbuhkan motivasi, meningkatkan hasil dan proses pembelajaran serta berpikir kritis bagi peserta didik.


b.               Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a.       Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode To  Learn  of Simulation di kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.
b.      Uniuk mendeskripsikan adakah peningkatan prestasi belajar siswa setelah menggunakan metode To  Learn  of Simulation di   kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.
c.       Untuk mendeskripsikan adakah minat siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode To  Learn  of Simulation di  kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.
d.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran IPS dengan penerapan metode simulasi di  kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.

E.     Signifikansi dan Manfaat Penelitian Tindakan
Penelitian ini adalah suatu penelitian tindakan kelas yang menyajikan suatu proses pembelajaran dengan penerapan metode To  Learn  of Simulation secara cermat dan seksama sehingga akan diperoleh manfaat - manfaat sebagai berikut :
  1. Siswa lebih memahami proses pembelajaran IPS melalui metode To  Learn  of Simulation.
2.      Guru lebih memahami tentang penggunaan metode To  Learn  of Simulation.
3.      Metode To  Learn  of Simulation dapat diterapkan di Sekolah  Menengah Kejuruan.


BAB II
KERANGKA TEORITIS


A.     Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
1.      Pengertian Mata Pelajaran IPS
Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan IPS. IPS yang diajarkan di Sekolah  Menengah Kejuruan terdiri atas dua bahan kajian pokok yaitu pengetahuan sosial dan IPS. Bahan kajian pengetahuan sosial mencakup lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi dan pemerintahan. Bahan kajian IPS meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini (Metodik Khusus Pengajaran IPS di SMK. Depdiknas :  2003 halaman 1).
2.      Fungsi Mata Pelajaran IPS
Pengajaran pengetahuan sosial di SMK berfungsi mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari - hari, sedangkan pengajaran IPS berfungsi menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini (Metodik Khusus Pengajaran IPS di Sekolah Menengah Kejuruan. Depdiknas : 1995/1996 halaman 1).
3.      Tujuan Mata Pelajaran IPS
Tujuan umum mata pelajaran IPS di SMK, agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran IPS bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air. (Metodik Khusus Pengajaran IPS di Sekolah  Menengah Kejuruan. Depdiknas : 1995/19 halaman 2).
Tujuan khusus mata pelajaran IPS di SMK antara lain mengenalkan kepada siswa tentang hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya, memahami peristiwa-peristiwa serta perubahan - perubahan yang terjadi di sckitarnya, menghargai budaya masyarakat, bangsa dan budaya lain, menghormati harkat dan nilai manusia, memupuk rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan sendiri dan orang lain, memahami dan menghargai IPS bangsanya (Metodik Khusus Pengajaran IPS di Sekolah  Menengah Kejuruan. Depdiknas :  2007 ; halaman 2).
4.      Prinsip - prinsip Pengajaran IPS
Dalam mengajarkan bahan ajar pada IPS hendaknya dimulai dari lingkungan yang terdekat yang sederhana sampai kepada bahan yang lebih luas dan kompleks. Pengalaman pengalaman atau pengetahuan pendahuluan yang diperoleh dilingkungan sebelum masuk sekolah Kejuruan sangat berpengaruh dalam menerima maupun mempelajari konsep dasar, sehingga tugas guru dalam hal ini adalah memotivasi agar pengalaman siswa tersebut dijadikan dasar dalam mempelajari IPS.
Dalam belajar IPS pengalaman langsung melalui pengamatan, observasi maupun mencoba sesuatu atau dramatisasi akan membantu siswa lebih memahami pengertian atau ide-ide dasar dalam pelajaran IPS sehingga ingatan siswa terhadap konsep-konsep yang dipelajari akan lebih mendalam.
Agar pengajaran IPS tetap menarik dapat digunakan bermacam metode, perlu adanya variasi penyajian bahan seperti nyanyian, deklamasi, bermain peran dan sosio drama. Dalam pengajaran IPS, ada bagian yang perlu dihapalkan. Latihan dan pengalaman langsung juga perlu dilaksanakan melalui suatu kegiatan pemecahan masalah sehingga pengertian dan pemahaman siswa terhadap suatu konsep dapat ditetapkan. metodik Khusus Pengajaran IPS di SMK. Depdiknas : 1995/19 halaman 2)­




5.      Teknik, srategi dan metode mengajar IPS
Di bawah ini akan diuraikan tentang teknik, strategi dan metode mengajar IPS. Pembahasan ini point -pointnya adalah sebagai berikut :
a.      Membina konsep dan mengembangkan generalisasi pada IPS
Yang dimaksud dengan konsep pada IPS yaitu kata atau ungkapan yang memiliki ciri yang menonjol dan tidak dapat dipisahkan dari kontek IPS. Generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep. Untuk mampu mengembangkan generalisasi guru IPS maupun anak didiknya harus memiliki untuk berpikir logis. Hal ini semua menuntut keterampilan fisik-biologis maupun keterampilan mental psikologis
b.        Mengajarkan ketrampilan pada pengajaran IPS.
Seperti telah dibahas di atas, untuk membina konsep dan mengembangkan generalisasi menurut suatu keterampilan. Keterampilan itu antara lain meliputi berbahasa, keterampilan menggunakan pembendaharaan kata - kata yang berhubungan dengan konsep IPS, keterampilan membaca keterampilan menggunakan peta dan globe, ketrampilan alat - alat pelajaran dan lain sebagainya. Bagi anak keterampilan tadi menjadi alat untuk mampu belajar lebih lanjut dan dapat memantapkan kemampuan anak didik dalam berbagai kecakapannya.
c.         Mengajarkan nilai dan sikap pada pengajaran IPS.
 Suatu sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi - konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga masyarakat, mengenai hal - hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup, karena itu, suatu sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Sistem - sistem tata kelakuan manusia lain yang tingkatnya lebih konkret, seperti aturan - aturan khusus, hukum dan norma - norma semuanya juga berpedoman kepada sistem budaya itu.



Jadi nilai secara umum merupakan ukuran atau konsepsi tentang baik buruk, tentang tata laku yang telah mendalam dalam kehidupan masyarakat. Menurut Koencaraningrat menjelaskan sebagai berikut :

Suatu sikap adalah suatu disposisi atau keadaan mental didalam jiwa dan diri seseorang individu untuk bereaksi terhadap lingkungannya, baik lingkungan manusia maupun lingkungan fisiknya. Walau berada di dalam diri seorang individu, sikap itu biasanya juga dipengaruhi oleh nilai budaya dan bersumber pada sistem nilai budaya.

Mengajarkan nilai dan sikap mental pada pengajaran IPS dilakukan melalui tanya jawab, diskusi, tugas, dan proses belajar mengajar pada umumnya. Untuk membina nilai dan sikap mental, harus dijiwai oleh nilai nilai yang luhur dan latihan mengungkapkan sikap mental secara baik, terarah, terpuji, ditanamkan secara berkesinambungan, sehingga sikap mental siswa menjadi benar benar memancarkan kebenaran, kelurusan dan tanggung jawab.

d.   Mengembangkan inkuiri dan berpikir.
Peserta didik harus dilatih dan dikembangkan daya pikir dan ketajaman berpikirnya melalui pengajaran IPS dengan tujuan supaya mereka mampu berpikir kritis, mampu melakukan pemecahan masalah masalah kehidupan berdasarkan kekuatannya sendiri.
Melalui teknik dan strategi inkuiri yang terpadu ini anak didik pada pengajaran IPS dapat diharapkan menjadi mampu:
1.    Mengidentifikasikan masalah dan pertanyaan tentang hal-hal yang sedang dibahas atau dipelajari.
2.    Membuat referensi dan menarik suatu kesimpulan dari data yang diperoleh.
3.    Melakukan perbaikan - perbaikan.
4.    Pengembangan hipotesa atas persoalan yang sedang dibahas atau dipelajari.
5.    Menggali bukti - bukti untuk menguji hipotesa.
6.    Merencanakan bagaimana melakukan penelaahan suatu persoalan atau masalah.
7.    Mengumpulkan data dari berbagai sumber.
8.    Meramalkan bagaimana perkiraan hasil studi yang bersangkutan.
9.    Menentukan bukti - bukti yang diperlukan untuk melakukan studi suatu masalah.
10.    Menentukan informasi - informasi yang relevan dengan masalah yang sedang dibahas.

e.     Prosedur Bertanya efektif pada pembelajaran IPS.
Tujuan mengajukan pertanyaan dalam rangka pengajaran IPS ini yang pertama adalah untuk menguji apakah tujuan instruksional yang kita susun berdasarkan pokok bahasan yang menjadi materi pelajaran IPS telah tercapai atau belum. Bagi guru IPS, teknik dan strategi bertanya efektif itu harus berlandaskan tujuan, penekanan, dan bobot penyebarannya. Aspek pertanyaan harus dilandaskan kepada tujuan mengungkapkan ingatan, pengertian, analisa, penerapan, sintesa, interpretasi, peramalan, evaluasi, penarikan kesimpulan, membimbing belajar secara bebas, pengungkapan sebab akibat menyusun suatu resume dan lain - lain. Metode pengajaran IPS adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu makin efektif pula pencapaian tujuan.
Jadi dalam memberikan pengajaran IPS guru harus memperhatikan teknik strategi dan metode mengajar IPS, agar proses pembelajaran IPS dapat dipahami dan dimengerti oleh peserta didik.
2.    Kesulitan - kesulitan dalam belajar IPS
Kesulitan belajar IPS yang dialami oleh siswa karena pengajaran IPS merupakan pengajaran yang bukan hanya untuk diingat semata - mata, melainkan lebih jauh dari itu, karena menyangkut pembahasan masalah kehidupan, juga menjadi bahan yang dapat mempertajam penalaran anak didik.




Selain itu karena masalah-masalah yang menjadi materi IPS menuntut penghayatan dengan menggunakan perasaan, emosi, kesadaran, kepekaan penghayatan terhadap masalah sosial yang terjadi di sekitarnya, maka siswa dituntut untuk cakap dan terampil dalam memecahkan permasalahan tersebut.
Penanaman nilai, pembinaan sikap dan latihan keterampilan, anak didik pada pengajaran IPS dapat diharapkan mampu :
a.       Mengidentifikasikan masalah dan pertanyaan tentang hal-hal yang sedang dibahas atau yang sedang dipelajari.
b.      Membuat referensi dan menarik suatu kesimpulan dari data yang diperoleh.
c.       Melakukan perbandingan - perbandingan.
d.      Dapat mengembangkan suatu persoalan yang sedang dibahas atau dipelajari.
e.       Menggali bukti-bukti untuk menguji hipotesa.
f.       Merencanakan bagaimana melakukan penelaahan suatu persoalan atau masalah.
g.      Mengumpulkan data dari berbagai sumber.
h.      Meramalkan bagaimana perkiraan hasil studi yang bersangkutan.
i.        Menentukan bukti hukum yang diperlukan untuk melakukan studi suatu masalah.
j.        Menentukan informasi - informasi yang relevan dengan masalah yang sedang dibahas.

B.   Metode To  Learn  of Simulation
1.      Pengertian
Kata To  Learn  of Simulation berasal dari kata simulate yang artinya pura pura atau berbuat seolah - olah, atau perbuatan yang pura pura saja. To  Learn  of Simulation dapat digunakan untuk melakukan proses-proses tingkah laku secara imitasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Paul Tselker dalam Strategi Belajar Mengajar halaman 78 Simulation is defined abstaining the essence of something but without all aspect of reality. (To  Learn  of Simulation adalah mendefenisikan nilai sesuatu tapi tanpa aspek sesungguhnya dalam artian hanya berpura - pura saja.

Dalam To  Learn  of Simulation para siswa dapat :
1.    Mencoba menempatkan diri atau berperan sebagai tokoh atau pribadi tertentu, misalnya, sebagai pahlawan, petani, dokter, atau guru. Siswa dilatih menghargai jasa dan peranan orang lain.
2.    Berperan sebagai benda - benda, misalnya berpura - pura sebagai gunung, pohon, angin atau awan.

Dawson (1962) dalam Strategi Belajar Mengajar halaman 78 mengemukakan bahwa : "To  Learn  of Simulation merupakan suatu istilah umum yang berhubungan dengan menyusun dan mengoperasikan sualu model yang mereplikasi proses - proses prilaku. " (dalam Hyman, 1970 - 233). Cardille mengemukakan penemuan beberapa guru yaitu To  Learn  of Simulation dan permainan merupakan metode mengajar yang tinggi efektifitasnya dalam menyederhanakan situasi kehidupan dan menyajikan pengalaman - pengalaman yang menuntun kearah diskusi. Berdasarkan pendapat Dawson, Clark C. Abt dan pernyataan Cardille, dapat ditandai bahwa To  Learn  of Simulation berkenaan dengan perilaku berpura-pura dan situasi tiruan. (Strategi Belajar Mengajar halaman 78)

2.      Model atau bentuk- bentuk To  Learn  of Simulation
Menurut Gilstrap dalam upaya optimalisasi kegiatan belajar mengajar dikemukakan beberapa bentuk To  Learn  of Simulation antara lain :
1.      Peer teaching
Latihan atau praktik mengajar, yang menjadi murid adalah temannya sendiri. Tujuannya untuk memperoleh keterampilan dalam mengajar.


2.      Sosiodrama
Sosiodrama adalah sandiwara atau dramatisasi tanpa skrip (bahan tertulis), tanpa latihan terlebih dahulu dan tanpa menyuruh anak menghapal sesuatu. Pokok atau masalah yang didramatisasikan atau diperankan ialah yang berhubungan dengan situasi sosial yang bertalian dengan hubungan antar manusia. Sosiodrama ini sering kita dapati pada anak - anak kecil misalnya mereka memerankan sebagai ayah dan ibu dengan bonekanya. Tujuannya adalah agar anak dapat menghayati perasaan orang lain dan dapat memecahkan masalah - masalah sosial.

3.      Psikodrama
Permainan peranan yang dilakukan, dimaksudkan agar individu yang bersangkutan memperoleh insight atau pemahaman yang lebih baik tentang dirinya dan dapat menemukan self concept. Psikodrama digunakan untuk maksud terapi. Masalah yang diperankan adalah perihal emosional yang lebih mendalam yang dialami seseorang. Misalnya memerankan orang yang sedang sedih atau gembira.

4.      To  Learn  of Simulation game
To  Learn  of Simulation game adalah permainan bersaing untuk mencapai tujuan tertentu dengan menanti peraturan - peraturan yang ditetapkan contohnya bermain monopoli, catur, sepakbola, dan sebagainya.

5.      Role playing
Role playing adalah permainan peranan yang dilakukan untuk mengkreasi kembali peristiwa - peristiwa masa lampau, mengkreasi kemungkinan - kemungkinan masa depan dan mengekspos kejadian - kejadian masa kini. Permainan ini lebih cocok untuk pelajaran IPS.


3.      Langkah - langkah To  Learn  of Simulation
Langkah - langkah yang dapat dilakukan melaksanakan metode To  Learn  of Simulation ini antara lain :
1.      Tahap orientasi yaitu menentukan tema.
Pada langkah Kejuruan ini guru menjelaskan tema yang akan digarap, konsep yang akan ditanamkan dalam To  Learn  of Simulation yang aktual, menjelaskan To  Learn  of Simulation, bila siswa baru Kejuruan kali berhadapan dengan permainan tersebut dan memberikan uraian singkat tentang permainan itu sendiri.
2.      Merumuskan nilai - nilai yang akan didiskusikan.
Penentuan nilai - nilai yang akan didiskusikan dapat dibicarakan dengan para siswa dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Guru menjelaskan nilai - nilai yang akan digunakan dalam To  Learn  of Simulation yang akan dilakukan.
3.      Menyiapkan alat peraga (perlengkapan) To  Learn  of Simulation berupa :
    1. Beberan (caption).
    2. Alat penentu langkah (misalnya dadu).
    3. Gaco.
    4. Kartu pesan.
4.      Merumuskan tata tertib.   
Guru menetapkan skenario dan memberikan penjelasan tentang aturan permainannya. Seperti : aturan dan cara bermain, pemberian nilai, tipe - tipe keputusan yang harus dilakukan serta tujuan permainan itu sendiri. Guru mengorganisir siswa ke dalam berbagai variasi aturan dan mempersingkat pelaksanaan untuk meyakinkan siswa dalam memahami setiap arah dan mempergunakan aturan - aturan yang ada.
5.      Menentukan pemegang peran.
Guru memilih pemegang peran atau para pemain yang sesuai dengan karakter yang akan ditampilkan dalam permainan To  Learn  of Simulation yang akan dilakukan, serta membantu para pemegang peran atau para pemain untuk mempersiapkan diri. Peran - peran tersebut antara lain misalkan siswa berperan sebagai :
    1. Fasilitator.
    2. Penulis.
    3. Pemain.
    4. Penonton (peserta) dan lain - lain.
6.      Permainan To  Learn  of Simulation.
Di sini permainan dan pengadministrasian To  Learn  of Simulation mulai berjalan. Permainan dapat dihentikan sementara untuk memberikan kemungkinan bagi siswa menerima umpan balik, mengevaluasi penampilan dan ketetapan yang telah dilakukan dan memperjelas beberapa penyimpangan dari konsep sebenarnya.
Selama To  Learn  of Simulation guru mensupervisi kegiatan untuk menjamin bahwa peran dan tanggung jawab pemeran terlaksana sesuai dengan peraturan atau petunjuk To  Learn  of Simulation. Memberikan motivasi umtuk memperbaiki kegiatan, sementara kegiatan berjalan.
7.      Tanya jawab.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, guru dapat membantu siswa dalam memusatkan perhatiannya pada :
    1. Kejadian, persepsi dan reaksi siswa.
    2. Menganalisis proses yang telah dilakukan.
    3. Membandingkan peristiwa dalam To  Learn  of Simulation dengan dunia nyata.
    4. Menghubungkan kegiatan dengan isi pelajaran.
    5. Menilai serta merencanakan kembali To  Learn  of Simulation.
8.      Mengadakan evaluasi kegiatan dan tindak lanjut.
Dalam langkah ini mencakup kegiatan :
    1. Penyampaian kritik dan saran dan pengamat tentang To  Learn  of Simulation yang dilaksanakan.
    2. Pengungkapan pendapat - pendapat dan saran perorangan.
    3. Penyampaian kesimpulan - kesimpulan dan saran dari guru.

4.      Tujuan metode To  Learn  of Simulation  
Secara umum tujuan pemakaian metode To  Learn  of Simulation adalah sebagai berikut :
a.       Mendorong partisipasi.
b.      Mempertinggi keterampilan - keterampilan membuat keputusan.
b.      Memanfaatkan sumber - sumber yang berhubungan dengan keputusan - keputusan yang hendak dibuat
c.       Membantu mengembangkan sikap siswa.
d.      Mengembangkan persuasi dan komunikasi.
e.       Memperkenalkan kepada para siswa tentang peranan kepemimpinan. (Cardille dalam Canei,1986 : 45)

Davies (1987 : 241) mengemukakan bahwa To  Learn  of Simulation dapat ditujukan untuk mengetahui keterampilan kognitif yang diperoleh melalui metode lain dan untuk mengubah sikap. Dengan metode To  Learn  of Simulation sebuah masalah dipecahkan bukan dengan membahas masalah ini, melainkan dengan  memilih situasi dimana masalah itu terjadi.
Dari Cardille dan Davies, dapat kiranya dikemukakan tujuan pemakaian metode To  Learn  of Simulation dalam kegiatan belajar adalah :
1.      Mengembangkan sikap dan keterampilan tertentu, baik yang bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari - hari.
2.      Melatih para siswa memecahkan masalah dengan memanfaatkan sumber - sumber yang dapat digunakan memecahkan masalah.
3.      Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang telah dipelajari.





5.                Kelebihan metode To  Learn  of Simulation
Metode To  Learn  of Simulation mmempunyai kelebihan yaitu :
a.       Kegiatan To  Learn  of Simulation menciptakan kegembiraan pada diri siswa sehingga para siswa terdorong untuk berpartisipasi.
b.      Metode ini mendorong guru untuk mengembangkan kegiatan - kegiatan To  Learn  of Simulation  atau tanpa bantuan para siswa.
c.       Metode lama memberikan kemungkinan melakukan eksperimen yang tidak mungkin dilakukan pada lingkungan yang sebenarnya.
d.      Mengurangi keabstrakan dari hal - hal yang dipelajari, sebab walaupun yang dipelajari bersifat abstrak tetapi dipelajari melalui kegiatan yang ada.
e.       Metode ini tidak memerlukan keterampilan komunikasi yang pelik dalam banyak hal, para siswa hanya memerlukan pengarahan atau petunjuk yang sederhana.
f.       Metode ini memerlukan jenis interaksi antarsiswa yang memungkinkan timbulnya keutuhan yang sehat (kondusif) antar para siswa.
g.      Metode ini seringkali memperoleh respon positif dari siswa yang lamban, kurang cakap atau kurang motivasinya.
h.      Beberapa kegiatan To  Learn  of Simulation meningkatkan dan memberikan pemikiran kritis pada diri siswa karena mereka terlibat langsung dalam menganalisa langkah - langkah yang mungkin dan kemungkinan konsekuensi dari langkah itu.

i.        Metode ini memungkinkan guru bekerja dengan tingkat kemampuan siswa yang berbeda - beda pada waktu yang sama.
 (Gilstrap, 1975 : 89)
Selain memiliki keunggulan - keunggulan, metode To  Learn  of Simulation juga memiliki kekurangan - kekurangan yang mencakup :
a.       Keefektifannya dalam memperbaiki kegiatan belajar belum dapat dilaporkan dalam penelitian - penelitian mutakhir.
b.      Metode ini menjadi mahal semenjak banyaknya permainan To  Learn  of Simulation yang komersil. Pembiayaan yang mahal menyebabkan para penentang mempertanyakan banyaknya To  Learn  of Simulation yang hanya diperuntukkan memperbaiki motivasi belaka.
c.       Metode ini memerlukan pengelompokan yang luwes, begitu juga diharapkan keluwesan penggunaan ruang kelas dan gedung yang seringkali tidak memungkinkan.
d.      Metode ini banyak menuntut imajinasi dari guru dan siswa yang terlibat.
e.       Seringkali mendapat kecaman dari para orang tua, karena kegiatannya melibatkan unsur permainan di dalamnya.
(Gilstrap, 1975 :89)
Adanya keunggulan - keunggulan dan kekurangan - kekurangan metode To  Learn  of Simulation merupakan bekal pertimbangan dalam pemakaian metode To  Learn  of Simulation. Dengan adanya kekurangan - kekurangan yang dimiliki oleh metode To  Learn  of Simulation, bukan berarti metode To  Learn  of Simulation dapat ditinggalkan begitu saja.Metode To  Learn  of Simulation dalam hal - hal tertentu akan sangat membantu terciptanya situasi yang menyenangkan dalam interaksi belajar mengajar di kelas.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A.    Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemmis dan MC. Taggart (1988). Yang mana Kemmis mengembangkan modelnya berdasarkan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang - ancang pemecahan masalah (Kasihani Kasbalah E. S;  2000: 13).
Selain itu penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan untuk mencari makna yang melatarbelakangi pembelajaran proses yang dilakukan guru dan siswa sehingga akan dicapai tingkat pemahaman masalah yang ada, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan IPS.
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang praktis untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari solusi atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas. Untuk lebih jelasnya di bawah ini adalah definisi yang dikemukakan oleh Kemmis dan Carr Ebbut, Taggart dan Kent Lewin (Kasbalah,  2000; 14 - 15) yang menyatakan sebagai berikut :

Kemmis dan Carr (1986) mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.

Ebbut (1985) penelitian tindakan merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya mernperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.


Kemmis dan Taggart (1982) berpendapat, penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dalam bentuk spiral. Sedangkan Kurt Lewin (1992 : 147) mengemukakan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan suatu rangkaian langkah - langkah (a spiral of stef). Setiap langkah terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan observasi dan refleksi.

Penelitian Kurt Lewin dapat digambarkan sebagai berikut
 









Gambar 3.1

Tahapan Penelitian Tindakan (Kurt Lewin, 1992 : 147)
Dari beberapa definisi penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh para pakar diatas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pengajaran yang dilaksanakan dalam ruang lingkup kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Secara sederhana penelitian tindakan merupakan learning by doing, dimana sekelompok orang mengidentifikasi masalah, melakukan suatu kegiatan untuk menemukan pemecahan masalah, mengkaji upaya-upaya mereka, dan jika tidak memuaskan mereka mencoba melakukan pemecahan masalah kembali. (O'Brien, 1998: 2).

Selain itu penelitian tindakan adalah suatu upaya dari berbagai pihak terkait khususnya guru sebagai pengajar, untuk meningkatkan atau memperbaiki proses pembelajaran kearah tercapainya tujuan pendidikan atau pengajaran itu sendiri. Masalah penelitian ini bersumber dari lingkungan kelas yang dirasakan sendiri oleh guru untuk diperbaiki, dievaluasi dan akhirnya di buat suatu keputusan sebagai suatu solusi dan dilaksanakan suatu tindakan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran tersebut.

B.     Prosedur Penelitian Tindakan
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus (Cycle). Setiap siklus tidak hanya berlangsung satu kali, melainkan beberapa kali sampai tercapainya tujuan yang diinginkan. Pada tahap-tahap dalam siklus dilaksanakan peneliti dan guru sudah melibatkan diri secara aktif dari intensif dalam rangkaian kegiatan penelitian.
Model siklus yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk spiral seperti yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1988 : 13) yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan (observe) dan refleksi. Kemudian pada siklus berikutnya kegiatan peneliti pada dasarnya sama, tapi adanya modivikasi dan koreksi pada setiap tahapnya. Siklus kegiatan dapat digambarkan sebagai berikut :












 

































Secara rinci tahap - tahap kegiatan penelitian dalam setiap siklus adalah sebagai berikut :
1.      Perencanaan
Tahapan perencanaan dimulai dengan konfirmasi ide penelitian kepada kepala sekolah dan para guru, terutama guru  mata pelajaran IPS yang kelasnya dipergunakan sebagai penelitian. Setelah diperoleh kesepakatan tentang masalah penelitian, lalu ditindaklanjuti dengan observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas dan wawancara dengan rekan - rekan guru. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan oleh guru sekaligus peneliti yang meliputi : penyusunan skenario pembelajaran dan persiapan alat - alat observasi yang diperlukan.
Data awal yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti melihat langsung dari data hasil ulangan yang sudah terdokumentasi yang ada pada daftar nilai yang diperoleh dari guru mata pelajaran IPS. Tetapi untuk lebih spesifik pada data awal disusun rencana pembelajaran dari pokok bahasan tertentu tetapi belum menerapkan metode To  Learn  of Simulation.
Dari data awal dapat diketahui kondisi siswa di kelas X AP 2. Kemudian peneliti dan rekan guru (observer) membicarakan rancangan pembelajaran dengan menggunakan metode To  Learn  of Simulation. Kegiatan selanjutnya peneliti menyusun tindakan pelaksanaan penerapan metode sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Rencana tindakan ini peneliti melakukan hal - hal sebagai berikut : Menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan bahan penelitian sesuai dengan waktu dan program pengajaran serta sesuai dengan jadwal pelajaran sebagaimana biasanya
2.      Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti, terutama guru (praktisi) melakukan tindakan - tindakan yang berupa intervensi terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari - hari. Dalam konteks Penelitian Tindakan Kelas, istilah tindakan dipahami sebagai aktifitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran dan praktek pendidikan dalam kondisi kelas tertentu Sumarno ( Kasbolah,  2000; 87 dan 88).
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu melaksanakan kegiatan tindakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pelaksanaan penelitian terfokus ke dalam proses pembelajaran pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan guru merupakan hasil kesepakatan antara guru dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa.
3.      Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersama antara peneliti dan guru dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Kasbolah ( 2001) : 73 dan 74), mengatakan :
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dapat disejajarkan kedudukannya dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Istilah observasi lebih sering digunakan dalam penelitian tindakan kelas karena data atau informasi yang dikumpulkan adalah data tentang proses berupa perubahan kinerja pembelajaran, walaupun data tentang hasil belajar juga diperlukan. Observasi dikatakan sebagai teknik yang paling tepat pada penelitian tindakan kelas lebih cenderung disebut penelitian kualitatif sehingga datanya cenderung kualitatif

Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, dan seberapa jauh proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. Observasi dalam penelitian tindakan kelas digunakan untuk mengamati proses pembelajaran yang tercermin dari interaksi guru- siswa, interaksi siswa dengan siswa, aktivitas guru, aktivitas siswa dan suasana kelas. Instrumen ini digunakan baik pada waktu identitikasi masalah maupun pada waktu pelaksanaan "action ". Penyusunan pedoman observasi dapat didasarkan pada pedoman pelaksanaan observasi di luar kelas yang dikemukakan oleh Hopkins (1985 ; 1993) maupun Mifflen dalam bukunya "Looking In The Classroom" (1986).
Sumarmo (dalam Kasbolah, 1998 / 1999 : 93 dan 94), mengemukakan sasaran dalam observasi yaitu sebagai berikut : (1) seberapa banyak pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan yang ditetapkan sebelumnya, (2) seberapa banyak pelaksanaan tindakan telah menunjukan tanda-tanda akan tercapainya tujuan tindakan, (3) apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan positif meskipun tidak direncanakan, (4) apakah terjadi dampak sampingan yang negatif sehingga merugikan atau cenderung mengganggu kegiatan lainnya. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu untuk melihat hal-hal mana yang harus diperbaiki, diubah, ditambah atau dikurangi bahkan dihentikan bila tidak ada kesesuaian terhadap suasana proses pembelajaran.

4.      Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti mengingat dan merenungkan kembali segala sesuatu ditemukan pada waktu pelaksanaan pembelajaran lalu ditindaklanjuti dengan kegiatan refleksi dalam bentuk diskusi bersama antara guru dan peneliti. Tahap ini merupakan kegiatan analisis - sintesis, interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan (Kasbolah, 1998: 74).
Refleksi dilakukan (1) pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan, (2) ketika tindakan sedang dilakukan, dan (3) setelah tindakan dilakukan. Ketiga konteks kegiatan refleksi ini oleh Killion dan Todnem (dalam Kasbolah, 1998 / 1999 :1Q0) dinamakan reflection for action, reflection in action, dan reflection on action.
Kajian terhadap refleksi ini adalah menelaah apa yang telah terjadi dan tidak terjadi serta menentukan alternatif pemecahannya. Melalui proses refleksi dapat ditarik kesimpulan untuk dijadikan acuan perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran yang diterapkan pada siklus berikutnya.


C.    Lokasi dan Subjek Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di Kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013. Dasar pertimbangan memilih lokasi subjek penelitian adalah :
1.      SMKN I Kadipaten merupakan lokasi tempat tugas peneliti sehingga memudahkan koordinasi serta pemahaman terhadap situasi dan kondisi setempat.
2.      Kondisi sosial ekonomi siswa, rata - rata siswa yang masuk sekolah ini berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah ke bawah.
3.      Kualifikasi guru, rata - rata guru - guru yang bertugas di SMKN I Kadpaten semuanya sudah berkualifikasi pendidikan S-1, bahkan ada yang   S-2.

D.    Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data tentang proses pelaksanaan tindakan, pengaruh pelaksanaan tindakan dan untuk mengetahui hasil setelah pelaksanaan tindakan digunakan catatan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri atas :
1.      Observasi, digunakan untuk mengamati proses pembelajaran siswa dan tindakan guru dengan menggunakan metode To  Learn  of Simulation pada pembelajaran Pendidikan IPS. Proses pembelajaran yang diamati diantaranya aktivitas siswa dan aktivitas guru.
2.      Wawancara, digunakan untuk mengetahui lebih jauh persepsi siswa tentang pembelajaran IPS dengan menggunakan metode To  Learn  of Simulation.





BAB IV
HASIL PENELITIAN TINDAKAN


A.    Kondisi Awal Pembelajaran
Untuk mengetahui proses pembelajaran IPS di kelas  X AP 2 sebelum melaksanakan tindakan peneliti melakukan observasi dan perenungan tentang proses pembelajaran IPS. Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2012  pukul 10:00 - 11 .20 dengan pokok bahasan Pergerakan Nasional Indonesia. Sebelum memulai menyampaikan materi pelajaran inti guru memulai dengan kegiatan awal berupa apersepsi dilanjutkan dengan kegiatan inti dengan mempergunakan metode ceramah serta diselingi dengan tanya jawab dan terakhir guru mengadakan evaluasi.
Data hasil belajar siswa pada kondisi awal pembelajaran IPS tentang Pergerakan Nasional Indonesia diperoleh nilai rata - rata 5,57. Siswa yang mendapatkan nilai 6 atau lebih sebanyak 12 orang atau sekitar 57,14%, dan siswa yang mendapat nilai kurang dari 6 sebanyak 15 orang atau sekitar 42,86%.  Hasil perolehan belajar di atas menunjukan belum memperoleh rata - rata yang maksimal atau kurang dari 80% yang mendapat nilai 6 ke atas. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pada proses pembelajaran peserta didik kurang memahami dan mengerti tentang materi yang disampaikan sehingga dalam menjawab soal-soal evaluasi asal mengisi saja Oleh karena itu penulis mencoba menerapkan metode To  Learn  of Simulation pada pembelajaran IPS sebagai salah satu metode yang tepat dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa untuk lebih memahami atau mengerti dan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal-soal IPS serta memotivasi siswa untuk lebih senang pada pelajaran IPS.


B.      Hasil Penelitian
1.      Silklus Kejuruan
a.      Perencanaan
Untuk melaksanakan siklus Kejuruan dalam proses pembelajaran peneliti menyusun perencanaan yang mencakup :
a.       Penyusunan rancangan pembelajaran
b.      Pembentukan kelompok
c.       Merumuskan masalah
Format penyusunan rancangan pembelajaran meliputi :
Bidang studi
Pokok bahasan
Sub pokok bahasan
Kelas / semester
Waktu
Hari / Tanggal
I. Tujuan Pembelajaran Umum
IL Tujuan Pembelaiaran Khusus
III. Materi Pelajaran
IV. Metode, Media Dan Sumber
V. Kegiatan Pembelajaran
VI. Evaluasi

Pembentukan kelompok
Pembentukan kelompok dibuat agar adanya keseimbangan pada tiap - tiap kelompok dengan adanya keragaman siswa dari jenis kelamin, prestasi belajar siswa dan aktivitas siswa untuk dapat bekerja sama dalam menyelesaikan suatu pemasalahan. . Untuk meningkatkan motivasi siswa, setiap kelompok diberi nama bunga. Nama - nama kelompok tersebut adalah kelompok mawar, kelompok melati, kelompok bunga matahari, kelompok anggrek, kelompok dahlia dan kelompok tulip.
Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari proses pembelajaran masalah yang akan di kaji oleh siswa pada siklus I adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang di maksud dengan  pergerakan nasional Indonesia?
2.      Jelaskan apa yang di maksud dengan perjuangan kemerdekaan RI !
3.      Apa yang di maksud dengan  arti merdeka ?

b.      Pelaksanaan
Pembelajaran di mulai dengan apersepsi :"Selamat pagi anak - anak, hari ini kita akan membahas tentang  pergerakan nasional Indonesia. Dalam kehidupan di dunia ini  setiap bangsa sangat memerlukan  hakekat kebebasan dan kemerdekaan yang harus dipenuhinya dalam rangka menjalankan kehidupannya sehari-hari. Tuhan telah  memberikan  anugerah pikiran bagi seluruh umat manusia, sekarang apa yang harus kita lakukan ?" Peserta didik ada yang menjawab kita harus menjaga kemerdekaan, ada juga yang menjawab kita harus memelihara  dan  melestarikannya kemerdekaan bangsa Indonesia dan kita harus memanfaatkan dengan sebaik – baiknya potensi kemerdekaan yang ada. Kemudian guru mengatakan "Untuk mempelajari mengenai  kemerdekaan  kita bermain To  Learn  of Simulation. Namun sebelum bermain To  Learn  of Simulation coba kerjakan terlebih dahulu soal - soal ini".
 Silahkan Aliudin memimpin teman temanmu untuk bermain To  Learn  of Simulation. Teman - teman, sebelum kita bermain To  Learn  of Simulation akan saya bacakan dahulu tata tertibnya.
1.      Pemain pertama akan melemparkan alat penentu langkah (dadu). Jika angka 2 yang keluar, maka kolom ke dua yang kita diskusikan. pertama pemain utama yang memberikan tanggapan pada pesan kolom ke 2, kemudian pemain berikutnya yang memberikan tanggapan sampai pemain utama berakhir. Setelah pemain utama selesai semua baru penonton boleh memberi tanggapan.
2.      Semua pemain utama dan penonton yang akan memberikan tanggapan harus meminta izin pada fasilitator begitu seterusnya.
3.      Jika angka penentu langkah jatuh pada kolom bintang mari kita bernyanyi bersama - sama.

Mari kita mulai permainan ini, silahkan Wulan melempar alat penentu langkah Ya, pesan ke sembilan.
Isi pesan :
Menurut pendapatmu apakah  arti kemerdekaan itu ?
Kemudian pemain To  Learn  of Simulation memberi tanggapan dan semua jawabannya hampir sama termasuk penonton atau peserta yaitu  hari kebebasan yang lepas dari kaum penjajah, walaupun tanggapan siswa masih ada yang ragu - ragu dan takut salah. Setiap isi pesan fasilitator memberikan kesimpulannya. Begitu seterusnya hingga semua pesan - pesan itu selesai didiskusikannya.
Kegiatan akhir To  Learn  of Simulation fasilitator membacakan kesimpulannya secara keseluruhan dan guru memberikan penilaian tentang pelaksanaan To  Learn  of Simulation yang telah berlangsung. Kegiatan selanjutnya siswa diberikan tugas secara kelompok untuk mengisi LKS yang berhubungan dengan sub pokok bahasan tersebut. Kelompok dibagi menjadi 6 kelompok yakni kelompok Mawar, kelompok Melati, kelompok Bunga matahari, kelompok Anggrek, kelompok Dahlia dan kelompok Tulip.
Pengerjaan LKS semua siswa bekerja sama dalam kelompoknya masing - masing. Ada kelompok yang cepat dalam menyelesaikan tugasnya dan ada juga kelompok yang lambat dalam menyelesaikan tugasnya serta ada juga siswa yang merriperhatikan LKS tapi tidak memberikan tanggapan atau masukan terhadap permasalahan yang tertera dalam LKS.

c.       Observasi
Observasi atau pengamatan kepada upaya mengetahui motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran pendidikan IPS dengan menggunakan penerapan metode To  Learn  of Simulation. Observasi ini dilakukan langsung oleh peneliti pada saat proses dan setelah pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi. Sedangkan untuk mengetahui tingkat pemahaman materi yang diajarkan di adakan evaluasi pada saat proses dan akhir pembelajaran berupa penilaian hasil kerja kelompok dan menjawab masing-masing soal.

d.      Refleksi Siklus Kejuruan
Berdasarkan proses observasi pada pembelajaran siklus Kejuruan ini proses pembelajaran dengan menggunakan pencapaian metode To  Learn  of Simulation, masih memiliki berbagai kekurangan. Diantara pengelola alokasi waktu masih belum efektif dengan adanya kelebihan penggunaan waktu dari alokasi waktu yang telah ditentukan. Yaitu pada waktu kegiatan ini (permainan To  Learn  of Simulation) dalam memberikan tanggapan-tanggapan yang terlalu lama. Kemudian dalam memberikan tanggapan masih ada siswa yang menjawab dengan ragu-ragu, dan ada juga yang menjawab dengan bantuan temannya, dan jika penentu langkah  jatuh pada nomor yang tertera pada gambar bintang karena harus menyanyi siswa masih memilih lagu apa yang harus dinyanyikan walaupun sudah ditentukan yaitu guru meminta menyanyikan lagu wajib.
Pada waktu membacakan pesan - pesan yang tertera dalam beberan To  Learn  of Simulation masih ada siswa yang kurang lantang dan kurang jelas sehingga tidak dapat dipahami oleh pemain utama yang lainnya maupun oleh penonton atat peserta, sehingga peserta sulit untuk memberikan tanggapannya dan akhirnya dibaca berulang - ulang. Dan masih ada siswa sebagai pemain utama merasakar kesulitan untuk memberikan tanggapan terhadap pesan - pesan yang diperolehnya.
Pelaksanaan kerja kelompok belum dapat berjalan secara optimal. Hal in terlihat dalam pengerjaan LKS masih ada beberapa anggota kelompok yang bekerja secara individual. Ada anggota yang pasif artinya memperhatikan LKS tetapi tidak memberikan tanggapan apapun. Hal ini menunjukkan masih belum solidnya kerja sama antara sesama anggota kelompok.
Hasil analisis evaluasi pada siklus Kejuruan menunjukkan bahwa masih ada siswa yang menjawab soal persis dengan pertanyaan yang tertera pada lemba evaluasi tersebut. Skor yang diperoleh siswa pada siklus Kejuruan ini masih jauh di bawah standar. Nilai rata-rata pada siklus Kejuruan adalah pre tes 5,16 dan pe tes 5,99. Meningkat 0,83. siswa yang mendapatkan nilai 6 ke atas ada 17 orang (51,51%). Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 6 ada 16 orang (48,49%). Jumlah siswa 35 orang tetapi tidak hadir 2 orang.  

2.      Siklus kedua
a.      Perencanaan
Untuk melaksanakan siklus kedua dalam proses pembelajaran . penelili menyusun perencanaan yang mencakup ;
1.      Penyusunan rancangan pembelajaran .
2.      Merumuskan masalah.
Format penyusunan rancangan pembelajaran meliputi :
Bidang studi
Pokok bahasan
Sub pokok bahasan
Kelas / semester
Waktu
Hari \ Tanggal
I.   Tujuan Pembelajaran Umum
II.  Tujuan Pembelajaran Khusus
III  Materi Pelajaran
IV. Metode, Media dan Sumber
V.  Kegiatan Pembelajaran
VI. Evaluasi

Perumusan Masalah
a.       Jelaskan apa yang dimaksud dengan  mengisi kemerdekaan !
b.      Tulislah contoh- contoh yang termasuk  bukti bahwa kita telah mengisi kemerdekaan !
c.       Jelaskan  apa pembangunan bangsa itu ?

b.      Pelaksanaan
Siklus kedua dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan yaitu tanggal  27 Oktober 2012. Proses pembelajaran siklus kedua ini sama dengan siklus Kejuruan yaitu dengan pokok bahasan yang sama tetapi dengan sub pokok bahasan yang berbeda. Pada siklus kedua sub pokok bahasan yang dipilih adalah  mengisi kemerdekaan RI.
Langkah awal pada siklus kedua adalah guru memberikan lembaran soal pre tes kepada seluruh peserta didik. Setelah peserta didik selesai mengerjakan soal-soal pretes lalu guru mengadakan apersepsi dan memberikan petunjuk-petunjuk dalam permainan To  Learn  of Simulation yang akan membahas sub pokok bahasan yang baru, supaya permainan To  Learn  of Simulation lebih bermakna dan pada permainan To  Learn  of Simulation yang  Kejuruan.
Langkah selanjutnya adalah permainan To  Learn  of Simulation yang dimainkan oleh kelompok matahari dan kelompok anggrek. Pada To  Learn  of Simulation siklus kedua ini peserta didik lebih tertib dan lebih berani dalam memberikan tanggapan-tanggapan pada setiap pesan yang tertera pada beberapa To  Learn  of Simulation, walaupun jawabannya masih kurang sempurna. Peserta atau penonton dalam memberikan tanggapannya lebih banyak dan lebih cepat jika dibandingkan pada siklus Kejuruan, tetapi masih ada yang tidak memberikan tanggapan dan hanya diam saja, atau kurang memperhatikan pesan apa yang dibacakan temannya sebagai pemain utama To  Learn  of Simulation.

Pada kegiatan berikutnya guru membagikan LKS pada tiap - tiap kelompok yang telah dibentuk pada siklus Kejuruan. Sebelum mengisi LKS guru terlebih dahulu memberikan pengarahan dan penunjuk baik dalam kerja kelompok maupun dalam menyelesaikan tugas yang ada pada LKS, supaya tiap-tiap kelompok dapat bekerja dengan baik. Sebagai kegiatan akhir guru memberikan kesimpulan tentang materi yang telah dibahas oleh peserta didik yaitu sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

c.       Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus kedua ini, masih belum adanya peningkatan yang signifikan baik dari segi hasil maupun dalam proses pelaksanaan permainan To  Learn  of Simulation yang sesuai dengan rencana pembelajaran. Hal ini terbukti dengan adanya siswa yang memberikan tanggapan-tanggapan dengan jawaban yang tidak sempurna, juga dengan adanya peserta atau penonton yang tidak menyimak pesan yang dibacakan oleh pemain  utama yang tertera pada beberan To  Learn  of Simulation, sedangkan pada pelaksanaan diskusi kelompok dalam mengerjakan tugas LKS sudah lebih baik jika dibandingkan dengan pada waktu siklus Kejuruan. Semua siswa mengerjakan tugasnya dengan baik secara bersama-sama menurut kelompoknya masing - masing

d.      Refleksi siklus kedua
Proses pembelajaran dan hasil belajar pada siklus kedua ini pada umumnya mengalami peningkatan dari siklus Kejuruan, namun peningkatannya belum mencapai maksimal. Kegiatan peserta didik lebih aktif, baik dalam pelaksanaan To  Learn  of Simulation maupun dalam pelaksanaan kerja kelompok.
Berdasarkan hasil analisis pekerjaan siswa pada siklus kedua ini juga menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari sekor rata-rata post tes 5,99 naik menjadi, 8,43 sehingga ada peningkatan. Pada siklus kedua siswa yang mendapat nilai 8 keatas ada 15 orang, dan siswa yang mendapat nilai kurang dari 7,5 ada 7 orang dari jumlah siswa 22 orang. Hasil tersebut  sesuai dengan apa yang diharapkan. 
Pelaksanaan proses pembelajaran, guru  aktif membimbing siswa dalam mengarahkan setiap pesan yang ada pada beberan To  Learn  of Simulation. Sehingga tanggapan - tanggapan siswa pada setiap pesan dijawab dengan jawaban kurang sempurna. Selain itu guru juga dalam penyediaan alat bantu yang berupa gambar-gambar sebagai penunjang dalam memberikan penjelasan materi untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa dan pencapaian tujuan yang telah direncanakan masih  sudah cukup baik.

C.    Pembahasan Hasil  Tindakan
Dalam penelitian ini pelaksanaan siklus tindakan dibatasi sampai siklus ketiga. Hal ini didasarkan atas perolehan belajar peserta didik yang sudah relatif baik. Hasil rangkaian pelaksanaan tindakan kesatu sampai tindakan ketiga menunjukkan bahwa penerapan metode To  Learn  of Simulation dalam pembelajaran pendidikan IPS dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran juga meningkatkan motivasi peserta didik.
Penerapan metode To Learn of Simulation dapat menumbuhkankembangkan sikap berfikir kritis, partisipasi, minat, persuasi dan kominikasi, peranan kepemimpinan serta mempertinggi ketrampilan-ketrampilan membuat keputusan. Pada prosesnya peserta didik berlatih mengidentifikasi dan menganalisis persoalan-persoalan hingga membuat keputusan-keputusan yang bermakna. Oleh karena itu proses pembelajaran dengan penerapan metode To  Learn  of Simulation harus melalui langkah-langkah kegiatan belajar seperti yang dikemukakan oleh Cardille dan Davies. 




1.      Mengembangkan sikap dan keterampilan tertentu baik yang bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari - hari.
2.      Melatih peserta didik dalam memecahkan masalah dengan  mengisi kemerdekaan yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pembelajaran IPS sejarah.
3.      Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang dipelajari.

Pada dasarnya peserta didik dapat melaksanakan langkah - langkah kegiatan belajar seperti diatas, namun siswa masih ada yang mengalami kesulitan dalam memberikan tanggapan - tanggapan mengenai permasalahan - permasalahan yang dihadapi hal ini disebabkan antara lain (1) penerapan metode To  Learn  of Simulation merupakan hal yang baru bagi peserta didik. (2) Terbatasnya media dan sumber belajar. (3) Kurangnya minat peserta didik dalam hal membaca.
Rangkaian pelaksanaan siklus tindakan, pada umumnya setiap siklus tindakan menampakan adanya peningkatan proses dan hasil belajar peserta didik yang lebih baik secara individu maupun kelompok. Meskipun di sisi lain masih terdapat kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya. Pelaksanaan proses penerapan metode To  Learn  of Simulation disajkan secara berkelompok yang diakhiri dengan pembacaan kesimpulan - kesimpulan dan pelaporan hasil kerja kelompok. Penilaian pada penerapan metode To  Learn  of Simulation dilaksanakan secara kelompok. Proses pembelajaran secara.kelompok cenderung dapat lebih membangkitkan motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari adanya minat peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kemudian adanya partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, menjadikan suasana kelas tampak hidup.
Melalui  dua siklus tindakan yaitu siklus satu, siklus kedua keterlibatan siswa secara fisik, intelektual, emosional dan sosial dalam proses pembelajaran cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung oleh peneliti, maka untuk penilaian proses setiap siklus dapat di lihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 
Hasil pengamatan aktivitas peserta didik selama
Proses pembelajaran pada setiap siklus
No
Aspek  yang  diamati
Hasil yang dicapai
Siklus 1
Siklus 2

1
Keaktifan
C
B

2
Keberanian menjawab pertanyaan
K
C

3
Kerja sama
K
B

4
Melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab
C
B


Penerapan metode To  Learn  of Simulation dalam pembelajaran pendidikan IPS dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini terlihat dari pelaksanaan tindakan yaitu mulai dari siklus Kejuruan sampai dengan siklus ketiga. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabe1 4.2
Nilai rata - rata hasil belaiar peserta didik setiap siklus tindakan
Tindakan
Topik atau materi pembelajaran
Nilai rata-rata
Peningkatan
Pre tes
Pos tes
Siklus 1
 Perjuangan Kemerdekaan RI
5,16
7,99
28,3%
Siklus 2
Mengisi Kemerdekaan RI
4,98
8,13
44,5%

D.    Respon Siswa Terhadap Penerapan Metode To  Learn  of Simulation  
Untuk mengetahui sejauh mana tanggapan siswa terhadap penerapan metode To  Learn  of Simulation dalam pembelajaran IPS maka peneliti mengadakan jajak pendapat melalui angket yang hasilnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini




Tabel 4.3
Hasil Jajak Pendapat Tentang Penerapan
Metode To  Learn  of Simulation Dalam Pembelajaran IPS

NO
Pertanyaan
Jawaban atau pendapat siswa
1
Bagaimana pendapatmu mengenai soal-soal yang telah diberikan
a. Sangat sukar
4 siswa (11,43 %)
b. Sukar
3 siswa (8, 57 %)
c. Sedang
18 siswa (51,43%)
d. Mudah
10 siswa (28,57%)
2
Bagaimana pendapatmu mengenai soal-soal pembelajaran IPS secara berkelompok.
a. Sangat senang
19 siswa (52,29 %)
b. Senang
12 siswa (34,28 %)
c. Biasa saja
4 siswa (11,43%)
d. Tidak senang
-
3
Bagaimana pendapatmu mengenai
soal - soal pembelajaran IPS   dengan menggunakan metode            To  Learn  of Simulation            
a. Sangat sukar
2 siswa (5,72%)
b. Sukar
7 siswa (20%)
c. Sedang
13 siswa(37,14%)
d. Mudah
13 siswa(37,14%)
4
Bagaimana pendapatmu mengenai tugas-tugas yang diberikan pada pelajaran IPS.
a. Sangat senang
    dan menambah 
    semangat
    belajar.
b.   Sangat sukar
c.   Membosankan
d.      Menambah beban kerja.
19 siswa (94,28%)



2 siswa (5,72%)

Dari hasil jajak pendapat di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa respon siswa terhadap penerapan metode To  Learn  of Simulation pada pembelajaran IPS pada prinsipnya sebagian besar siswa tertarik dengan alasan soal-soal IPS dapat diselesaikan jika permasalahannya betul-betul dipahami dengan jalan peserta didik harus lebih berminat dalam membaca IPS.

Sedangkan tanggapan peserta didik mengenai belajar IPS secara berkelompok sebagian besar menyenangi terbukti dari 35 angket yang di sebar diatas (tidak hadir 2 orang), 19 siswa menjawab sangat menyenangi dan 12 siswa  menjawab senang (sekitar 86,57%) dengan alasan bisa mengerjakan soal - soal secara bersama - sama dan soal dapat diselesaikan dengan cepat. Dan beberapa tanggapan siswa tersebut, jelas sekali bahwa belajar secara berkelompok dapat menumbuhkan motivasi peserta didik dalam belajar dan dapat mengembangkan sikap solidaritas yang tinggi antara sesama teman.
Hasil wawancara peneliti terhadap peserta didik mengenai pembelajaran IPS dengan menggunakan metode To  Learn  of Simulation jawabannya hampir semua peserta didik mengatakan sangat senang, ada juga peserta didik yang menjawab baik, bagus dan mengasyikkan. Alasan yang dikemukakan peserta didik, karena metode To  Learn  of Simulation kita dapat bermain sambil belajar dan dapat berpikir secara kritis, dapat menghilangkan kejenuhan, menambah semangat belajar, lebih mengerti, bisa diskusi bersama - sama.










BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


A.    Kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode To  Learn  of Simulation dalam tindakan dapat disimpulkan sebagai berikut: 
1.      Sebelum menggunakan metode To  Learn  of Simulation pada saat proses pembelajaran IPS, kurang dapat meningkatkan hasil.
2.      Proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode To  Learn  of Simulation dapat meningkatkan prestasi siswa kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.
3.      Proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode To  Learn  of Simulation menyebabkan siswa lebih senang dalam belajar IPS.
4.      Kelebihan dari penerapan metode To  Learn  of Simulation dalam pembelajaran IPS diantaranya meningkatkan hasil pembelajaran, minat  siswa kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013 yang tinggi, menghilangkan kejenuhan, menciptakan kegembiraan dan siswa belajar berpikir kritis dalam menghadapi suatu permasalahan. Sedangkan kekurangan metode ini diantaranya banyak menuntut imajinasi peserta didik yang terlibat dan memerlukan pengelompokkan yang luwes.
5.      Secara umum proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode To  Learn  of Simulation dapat meningkatkan hasil dan mendapatkan tanggapan yang positif dari sebagian besar  siswa kelas X AP 2 SMKN I Kadipten Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.



B.     Saran
Ditujukan Kepada Guru Sekolah Menengah Kejuruan
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas maka penerapan metode To  Learn  of Simulation perlu diterapkan pada pembelajaran IPS. Oleh karena itu berikut ini penulis mengajukan saran sebagai berikut :
1.      Adanya kelebihan dan kekurangan metode To  Learn  of Simulation merupakan bekal bagi guru untuk selalu mempertimbangkannya dalam pemakaian metode To  Learn  of Simulation.
2.      Dengan adanya kekurangan yang dimiliki oleh metode To  Learn  of Simulation, bukan berarti metode ini dapat ditinggalkan begitu saja. Metode To  Learn  of Simulation dalam hal-hal tertentu akan sangat membantu terciptanya situasi yang menyenangkan dalam interaksi pembelajaran di kelas.
3.      Buatlah perencanaan yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
4.      Sebelum pelaksanaan To  Learn  of Simulation terlebih dahulu guru harus betul-betul membentuk kelompok yang luwes.
5.      Pilihlah fasilitator yang kiranya benar - benar mampu untuk memimpin teman - temannya.
6.      Guru harus menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan pokok pembahasan tersebut.
7.      Berilah penjelasan pada setiap pesan yang tertera pada beberan To  Learn  of Simulation.
8.      Dalam merumuskan kesimpulan, fasilitator di bantu oleh guru.









DAFTAR PUSTAKA


Arbi, Z. S, dan Syahrun, S. ( 2001). Dasar Dasar Kependidikan, Depdiknas.

Depdiknas. (2003). Kurikulum Pendidikan Dasar, UU RI No 20 tahun 2003 tentang SISMKIKNAS, Strategi Belajar mengajar (1991-1992), Metodik Khusus Pengajaran IPS (1995/1996).Jakarta.

Kasbolah,K, ( 2001), Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas.

Moedjiono, dan Dimyanti, M. ( 2001). Strategi Belajar Mengajar. Depdiknas Direktorat Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Moleong, J. L. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Rochmadi, W. N. (1997). Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Jurnal pendidikan No.4 tahun XVI 1997.

Rusyan, T. A. ( 2001).  Learning Of Simulation. CV. Mahardika Jakarta

Semiawan, C. ( 2006). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sumaatmaja, N (2005). Metodologi Pengukuran Ilmu  Sejarah. Bandung : Alumni.

Sumanti,M, dan Permana, J (1998 /1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdiknas.

Syah, M (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sukidin, et aL (2002). Manajemen  Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Insan Cendekia.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2002). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Depdikna UPI.

Usman U. M (1996). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.






Lampiran 1                                


Pedoman Wawancara Mengenai Tanggapan Siswa
Terhadap Penerapan Metode To  Learn  of Simulation  

No
Aspek yang ditanyakan
Jawaban
1
Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran IPS dengan menggunakan metode To  Learn  of Simulation ?

2
Coba jelaskan apa alasannya

3
Apakah materi ajar IPS – sejarah yang diberikan guru mudah  kamu pahami ?

4
Apa yang membuatmu menjadi tertarik terhadap materi ajar IPS ?

5
Apakah kamu yakin guru mata pelajara IPS telah mengajar  dengan baik








Lampiran 2.  


Pedoman Observasi Untuk Kegiatan Pembelajaran

No
Indikator
Penilaian
Keterangan
B
C
K

1.
2.
3.
4.
5.


1.
2.
3.
4.

A. Aktifitas Guru
Pengelolaan kegiatan pembelajaran.
Menggunakan strategi pembelajaran.
Mengelola interaksi kelas
Membantu sikap positif siswa
Melaksanakan evaluasi

B. Aktifitas Siswa
Keaktifan
Kerja sama
Keberanian menjawab pertanyaan
Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab









B = Baik
C = Cukup
K = Kurang




Tidak ada komentar:

Posting Komentar